BERSYUKUR: Ketua TP PKK Kalsel, Hj Raudatul Jannah (Acil Odah) menggunting kembang sebagai simbolisasi penyerahan bantuan RS-RTLH di Kecamatan Alalak, Kabupaten Batola, Rabu (20/9).(foto: Biro Adpim Pemprov Kalsel)
Raudatul Jannah mengatakan program bantuan RS-RTLH ini merupakan
keberhasilan dari sinergi antara Pemprov Kalsel dan Kabupaten/Kota, serta
seluruh elemen pendukung termasuk TP-PKK dalam rangka menyejahterakan
masyarakat. “Alhamdulillah, terima kasih kepada semua pihak yang bersinergi.
Usaha kita selama ini membuahkan hasil,” ucap istri gubernur yang akrab disapa
Acil Odah itu. Di Sungai Lumbah ini bisa dibangun 8 unit. Masya Allah, tidak
hanya rumah, isi, dan perabotnya juga ada. Bahkan sembakonya,” tambahnya.
Acil Odah sungguh sangat bersyukur, dan berharap program ini
membawa berkah. “Semoga tidak 8 KPM ini saja. Harus ada lagi KPM (dibantu, red)
di Desa Sungai Lumbah ini ke depannya. Amin,” katanya.
Acil Odah yakin bantuan RS-RTLH ini bisa meningkatkan seluruh
aspek dalam kehidupan keluarga KPM. “Tentu saja harapannya kualitas kehidupan,
kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan bisa meningkat. Intinya seluruh aspek
di kehidupan dari KPM bisa meningkat,” tegasnya.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial dari Dinsos
Kalsel, Gusnanda Effendi mengatakan kepemimpinan Gubernur Kalsel, Paman Birin
berhasil menurunkan angka kemiskinan paling signifikan. Kini, Kalsel menduduki
nomor 2 paling rendah angka kemiskinannya se-Indonesia, setelah Provinsi Bali.
Di tahun 2023 ini, pihaknya memberikan fokus khusus untuk
Kabupaten Barito Kuala dengan memberikan tambahan bantuan rumah. “Di samping
yang kita kerjakan di seluruh kabupaten/kota, kami juga menambahkan bantuan
RS-RTLH di Batola sebanyak 8 unit rumah, karena tingkat kemiskinan ekstrem
lumayan tinggi,” kata Gusnanda mewakili Kepala Dinas Sosial Kalsel, Muhammadun.
Gusnanda merincikan bantuan tambahan 8 rumah tersebut juga
termasuk dengan peralatan rumah tangga seperti karpet plastik, kasur, rak
piring, gorden, sprei, bantal, guling, sapu, serok, bak sampah, ember, dan
gayung.
Supaya masyarakat yang menempati rumah tersebut sudah
benar-benar siap huni. “Selain pemberian bantuan rumah yang sebelumnya tidak
layak huni menjadi layak huni, kami juga menyalurkan bantuan sembako kepada 22
keluarga di Batola selama satu tahun.Kami juga berikan Usaha Ekonomi Produktif
Perorangan (UEP-P) kepada 10 orang,” tambahnya.
Menurutnya, Kabupaten lain sebenarnya juga punya angka kemiskinan ekstrem
seperti di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Berhubung
kemampuan anggaran terbatas, Pemprov Kalsel memprioritaskan membantu angka
kemiskinan paling tinggi yaitu Batola. “Dari hasil rilis kemarin oleh BKKBN,
Provinsi Kalsel menempati nomor dua paling rendah tingkat kemiskinan ekstrem
setelah Provinsi Bali. Tapi, kita tidak boleh terlena, dan tetap harus
memberikan bantuan dalam rangka menambah pendapatan keluarga dan mengurangi
pengeluaran,” terangnya.
Perwakilan dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Istiyana bersyukur keluarganya menjadi salah satu KPM yang dibantu.“Alhamdulillah, rumah kami sekarang menjadi layak huni. Bahkan, perabotan rumah tangga hingga sembako kami dibantu. Terima kasih Paman Birin, Acil Odah, Dinsos Kalsel, dan Pj Bupati Batola. Keluarga kami sangat bersyukur,” ujar Istiyana.(lin/adpim)