SALING SUSUL - Para pembalap beraksi di HDC 2017, 13-14 Mei di Sirkuit Murjani, Banjarbaru. |
Seperti yang dituturkan oleh pembalap klub Honda HBM BGM APK HRVRT asal Binuang, Ferlando Hedian yang mau tak mau harus menggunakan ban jenis slick yang efektif menggigit aspal basah. “Sebagai antisipasi supaya jangan slip atau tergelincir. Apalagi, di beberapa sudut sirkuit ada jadi genangan air. Kalau sampai salah ban, bisa risiko jatuh,” ujar Ferlando.
Khusus untuk HDC 2017 di Banjarbaru, Ferlando akan turun di kelas sport cub 150cc tune up seeded dan juga kelas sport 150cc terbuka. “Dua kelas ini merupakan favorit saya, sekaligus ingin naik kelas dari kelas matic. Tapi, kalau nanti memungkinkan, saya akan jajal juga kelas matic tune up standart,” ujarnya.
Lain lagi dengan M Iqbal Firdaus, pembalap Putra Tunggal Racing Team asal Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Iqbal lebih memilih tetap menggunakan ban standart balap. Hanya saja lebih perhitungan kala braking dan cornering. “Bagi saya, mau ban yang bagaimanapun, kalau pembalapnya ceroboh ya pasti jatuh juga. Lebih baik fokus, waspada, dan benar-benar tepat kapan harus braking dan gas poll,” urai pembalap spesialis kelas matic sport itu.
Sementara itu, Sipliansyah, Sekretaris Umum Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia (Pengprov IMI) Kalsel menuturkan sangat mengapresiasi kepada PT Trio Motor dan PT AHM yang menyelenggarakan ajang One Make Race (OMR) HDC 2017 ini. “Saya salut dengan pihak penyelenggara, karena lewat ajang ini tentunya akan memberikan wadah bagi para pembalap lokal Kalsel untuk mengukir prestasi sekaligus menghindari hal-hal negatif. Selain itu, ajang HDC 2017 juga sangat bermanfaat untuk menumbuhkan minat para generasi muda dalam olahraga balap motor, sehingga berpotensi memunculkan bibit-bibit pembalap baru bagi Kalsel,” tandasnya.(oza)