Kontraktor Terbebani Kurs Dollar

H TAJUDIN NOOR
BANJARMASIN – Melemahnya kurs mata uang Rupiah terhadp Dollar AS membuat para kontraktor kelabakan. Terutama para kontraktor yang menggarap proyek-proyek pemerintah, mau tidak mau harus benar-benar mempersiapkan mental, karena ketatnya klausul perjanjian kerja. Apalagi, kontraktor yang menggarap proyek pemerintah kerap dibayar secara bertahap tergantung ketersediaan anggaran.

    “Pada masa-masa seperti inilah para kontraktor harus benar-benar bertahan dan kuat mental. Bagaimana tidak, dana anggaran pekerjaan belum dicairkan pemerintah, tapi kurs Dollar AS keburu melonjak. Alhasil, keuntungan yang didapatkan kontraktor tidak sesuai yang diharapkan, ada kalanya terpaksa harus menggunakan dana talangan dari kantong pribadi,” ungkap Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kalsel bidang Perbankan dan Permodalan, H Tajudin Noor.
    Dikatakan Tajudin, kondisi moneter nasional dan global yang saat ini masih kurang bersahabat terhadap pelaku usaha, dikhawtirkan bisa menjadi batu sandungan dalam menjalankan bisnis. “Sekarang saja sudah banyak sector industri yang berjatuhan, terutama bidang pertambangan. Kalau kontraktor, sekarang juga sedang mengalami masa sulit, kalau tidak mematangkan perencaan kerja dan anggaran, bisa-bisa ambruk juga,” katanya.
    Hal ini, kata Tajudin dibuktikan dengan semakin sedikitnya anggota Kadin Kalsel yang mendapatkan proyek, terutama proyek konstruksi dari pemerintah. “Anggota Kadin Kalsel kurang lebih 1300an. Namun, hanya sekitar 600 hingga 700 anggota saja yang masih sanggup mengerjakan proyek dari pemerintah,” tambahnya.
    Di sisi lain, Tajudin mengimbau kepada para kontraktor, terutama yang bergabung di dalam organisasi Kadin Kalsel agar bisa lebih cermat dan teliti sebelum melakukan kontrak kerja. “Mengingat kondisi moneter sekarang ini sedang tidak stabil, ada baiknya bagi kontraktor untuk lebih berhati-hati. Buatlah penganggaran yang ekonomis dan efisien,” imbaunya.(oza)