BANJARMASIN – Harga cabe rawit kembali meninggi. Di pasaran Banjarmasin, cabe rawit yang mulanya dijual sekitar Rp35 ribu hingga Rp40 ribuan per kilogram, kini sudah tembus di angka Rp 60 ribuan per kilogram.
Menurut salah satu pedagang cabe rawit di Pasar Lama Banjarmasin, Yanuar, kenaikan harga cabe rawit disebabkan pasokannya yang kini sedang minim akibat musim kemarau panjang. “Hampir rata-rata semua sayuran mengalami kenaikan harga. Tapi yang paling mahal cabe rawit yang hari ini (kemarin , red) mencapai Rp60 ribu per kilogram,” ungkap Yanuar.
Yanuar memprediksi, kenaikan harga cabe rawit ini akan bertahan lam. “Cabe rawit itu kalau harganya sudah naik, lama bakal turun lagi. Namun, itu tergantung kondisinya. Kalau pasokannya kembali normal, mungkin nanti turun lagi harganya,” sambungnya.
Selain itu, Yanuar menceritakan kenaikan harga cabe rawit di pasaran Kota Banjarmasin bisa juga karena faktor lain. “Bisa juga karena gelombang tinggi. Sehingga, kiriman cabe rawit dari Pulau Jawa tertunda. Sementara petani lokal tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat yang semakin tinggi,” urainya.
Sementara itu, Rosidah seorang ibu rumah tangga di Banjarmasin mengeluhkan harga cabe rawit yang makin meroket ini. “Mau bagaimana lagi, walaupun harganya sedang naik, saya sebagai konsumen tetap memerlukan cabe rawit. Mudah-mudahan, kenaikan harga cabe rawit ini tidak lama,” harapnya.(oza)
Menurut salah satu pedagang cabe rawit di Pasar Lama Banjarmasin, Yanuar, kenaikan harga cabe rawit disebabkan pasokannya yang kini sedang minim akibat musim kemarau panjang. “Hampir rata-rata semua sayuran mengalami kenaikan harga. Tapi yang paling mahal cabe rawit yang hari ini (kemarin , red) mencapai Rp60 ribu per kilogram,” ungkap Yanuar.
Yanuar memprediksi, kenaikan harga cabe rawit ini akan bertahan lam. “Cabe rawit itu kalau harganya sudah naik, lama bakal turun lagi. Namun, itu tergantung kondisinya. Kalau pasokannya kembali normal, mungkin nanti turun lagi harganya,” sambungnya.
Selain itu, Yanuar menceritakan kenaikan harga cabe rawit di pasaran Kota Banjarmasin bisa juga karena faktor lain. “Bisa juga karena gelombang tinggi. Sehingga, kiriman cabe rawit dari Pulau Jawa tertunda. Sementara petani lokal tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat yang semakin tinggi,” urainya.
Sementara itu, Rosidah seorang ibu rumah tangga di Banjarmasin mengeluhkan harga cabe rawit yang makin meroket ini. “Mau bagaimana lagi, walaupun harganya sedang naik, saya sebagai konsumen tetap memerlukan cabe rawit. Mudah-mudahan, kenaikan harga cabe rawit ini tidak lama,” harapnya.(oza)