Rela Naik Kapal ke Makassar

AKRAB – Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin (tengah)
diapit Presiden Joko Widodo dan Menteri Agama RI, Lukman
Hakim Syaifudin di acara pembukaan Muktamar Muhammadiyah
di Makassar, Selasa (3/8).
Menuju Muktamar Muhammadiyah ke-47
BANJARMASIN - Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-47 resmi dibuka di Stadion Karebosi, Makassar, kemarin (3/8). Ketua Umum DPD IMM (Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Kalsel, Muhazir Fanani yang saat ini berada di Makassar mengikuti kegiatan tersebut menceritakan dalam agenda muktamar ini semua unsur pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia berkumpul untuk menyimak laporan pertanggungjawaban pimpinan pusat Muhammadiyah selama satu periode.

Menariknya, antusias warga Muhammadiyah di Banua sangat tinggi, bahkan sekitar 500 orang rela naik kapal laut, karena tak bisa mendapatkan tiket pesawat. Jika pun ada, harga tiketnya sangat mahal.
Selain itu, menurut Muhazir salah satu agenda utama yang dilaksanakan adalah pemilihan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang baru. "Kami di sini semua menanti siapa yang akan menjadi nahkoda baru, bagi kapal besar persyarikatan Muhammadiyah periode 2015-2020,” ungkap Muhazir kala dihubungi Radar Banjarmasin, via ponsel, kemarin (3/8).
"Saya berharap pemimpin Muhammadiyah ke depan mampu menjadikan persyarikatan Muhammadiyah sebagai ujung tombak kemajuan bangsa di berbagai sektor," sambung Muhazir.
Dijelaskan Muhazir, hal tersebut bukanlah suatu hal yang mustahil untuk diwujudkan, mengingat saat ini Muhammadiyah sudah memberikan bukti dan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa, baik dari sektor pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Presiden Jokowi bahkan berterimakasih kepada Muhammadiyah. "Sudah berapa juta bayi yang lahir di RS Muhammadiyah. Berapa juta siswa yang meniti pendidikan di sekolah Muhammadiyah. Kita bisa melihat begitu banyak kontribusi Muhammadiyah untuk negara kita," ujar Muhazir mengutip petikan sambutan yang disampaikan Presiden Jokowi.
Menurut Muhazir, Jokowi juga mengatakan Muhammadiyah telah cukup lama dikenal dengan gagasan dan kreatifitas berkemajuan. Hal ini membuat Muhammadiyah bisa berkontribusi di berbagai kota, bahkan hingga pedesaan. "Dengan pandangan Islam berkemanjuan dan berbagai modal sosial. Muhammadiyah dan Aisyiyah berhasil menjadi motor kemajuan bangsa," ujarnya.
Di sisi lain, Muhazir menceritakan walaupun dipadati utusan dari seluruh Indonesia, Muktamar ini terlaksana dengan aman, tertib dan lancar. "Saking ramainya, hanya rombongan asal Kalsel yang tidak dapat pesawat. Kami terpaksa ke Makassar menumpang kapal penumpang dan transportasi darat dengan jumlah rombongan kurang lebih 1800 orang." pungkasnya.(oza)