BANJARMASIN - Demi mendorong pemanfaatan transaksi non tunai, Bank Indonesia Wilayh Kalimantan melakukan sejumlah program. Salah satunya dengan meranngkul kalangan pelajar di Banjarmasin. Hal ini diwujudkan BI dalam kegiatan BI Mengajar di SMKN 1 Banjarmasin, belum lama tadi.
Menurut Kepala Perwakilan BI Wilayah Kalimantan, Harymurthi Gunawan dalam kegiatan BI Mengajar tersebut, para pelajar diberikan edukasi mengenai transaksi non tunai. "Para pelajar sangat potensial menggunakan transaksi non tunai. Pasalnya, tingkat pengetahuan mereka akan teknologi sudah sangat baik. Tentu saat menggunakan transaksi non tunai dengan peralatan canggih tak canggung lagi," ungkap Harry.
Di Kalsel sendiri, tambah Harry, fasilitas dalam melakukan transaksi non tunai sudah sangat banyak. Bukan hanya untuk pelaku dunia usaha, sekarang bahkan sudah berkembang untuk kalangan personal."Kalau dulu hanya mengenal transaksi non tunai seperti cek, bilyet giro ataupun nota debet saja untuk dunia usaha. Kini sudah lebih berkembang pesat, bahkan bisa digunakan untuk berbelanja, baik melalui alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) atau uang elektronik," tuturnya.
Dengan penggunaan transaksi non tunai yang terus meningkat di Kalsel, tentunya akan banyak efek positif yang akan di dapat pemerintah. Baik itu menghemat biaya percetakan uang dan pengelolaan uang, mempermudah dan mempersingkat waktu transaksi serta meminimalkan resiko pemalsuan uang terutama untuk yang bernilai besar. "Untuk itu, kami rajin melakukan sosialisasi seperti ini, agar makin banyak masyarakat Kalsel yang beralih menggunakan transaksi non tunai. Sebab berdasarkan data masih cukup banyak masyarakat Kalsel yang belum memanfaatkan transaksi ini secara optimal,” tandasnya.(oza)
Menurut Kepala Perwakilan BI Wilayah Kalimantan, Harymurthi Gunawan dalam kegiatan BI Mengajar tersebut, para pelajar diberikan edukasi mengenai transaksi non tunai. "Para pelajar sangat potensial menggunakan transaksi non tunai. Pasalnya, tingkat pengetahuan mereka akan teknologi sudah sangat baik. Tentu saat menggunakan transaksi non tunai dengan peralatan canggih tak canggung lagi," ungkap Harry.
Di Kalsel sendiri, tambah Harry, fasilitas dalam melakukan transaksi non tunai sudah sangat banyak. Bukan hanya untuk pelaku dunia usaha, sekarang bahkan sudah berkembang untuk kalangan personal."Kalau dulu hanya mengenal transaksi non tunai seperti cek, bilyet giro ataupun nota debet saja untuk dunia usaha. Kini sudah lebih berkembang pesat, bahkan bisa digunakan untuk berbelanja, baik melalui alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) atau uang elektronik," tuturnya.
Dengan penggunaan transaksi non tunai yang terus meningkat di Kalsel, tentunya akan banyak efek positif yang akan di dapat pemerintah. Baik itu menghemat biaya percetakan uang dan pengelolaan uang, mempermudah dan mempersingkat waktu transaksi serta meminimalkan resiko pemalsuan uang terutama untuk yang bernilai besar. "Untuk itu, kami rajin melakukan sosialisasi seperti ini, agar makin banyak masyarakat Kalsel yang beralih menggunakan transaksi non tunai. Sebab berdasarkan data masih cukup banyak masyarakat Kalsel yang belum memanfaatkan transaksi ini secara optimal,” tandasnya.(oza)