Barang Elektronik Masih Mahal

BANJARMASIN – Kenaikan harga barang-barang elektronik ternyata masih bertahan pasca Lebaran. Namun, hal ini tak menyurutkan minat masyarakat Kota Banjarmasin untuk tetap membelinya. Padahal, kenaikan harga barang-barang elektronik di Kota Banjarmasin cukup signifikan, yakni mulai 5 persen hingga 10 persen. Permintaan barang-barang elektronik juga tidak surut, terutama barang elektronik untuk keperluan rumah tangga.

    Berdasarkan pantauan Radar Banjarmasin di sebuah toko elektronik di Kota Banjarmasin, barang-barang elektronik untuk keperluan rumah tangga masih laris manis dibeli konsumen. “Yang paling laku sekarang adalah lemari es, terutama yang satu pintu. Padahal harganya sekarang cukup tinggi, tapi lemari es ada saja yang terjual setiap harinya,” ujar Anto seorang sales di toko elektronik tersebut.
    Anto memprediksi larisnya lemari es ini dikarenakan jelang bulan Ramadan lalu. “Seperti biasa, banyak warga Banjarmasin yang membeli lemari es untuk keperluan usaha membuat es batu dan dijual di bulan Ramadan. Harga lemari es yang paling murah adalah mulai Rp 1,4 jutaan ke atas. Sebelum kenaikan harga, satu unit lemari es hanya berada di kisaran Rp 1,2 jutaan per unit,” ujarnya.
    Selain lemari es, barang-barang elektronik lainnya seperti mesin cuci, televisi layar datar, dan perlengkapan multimedia juga masih laris manis. “Mungkin ini dikarenakan tingkat konsumtivisme masyarakat Banjarmasin yang cukup tinggi. Selain itu, hal ini juga menandakan kondisi ekonomi masyarakat yang mulai meningkat. Tak hanya itu, adanya fasilitas kredit juga membuat masyarakat tak perlu banyak pertimbangan untuk membeli barang-barang elektronik,” sebutnya.
    Sementara itu, Aida, salah satu pengunjung toko elektronik tersebut menilai kenaikan harga elektronik belum terlalu terasa. “Kenaikan harganya masih dalam batas wajar. Lagipula, harga barang-barang elektronik selalu mengikuti kurs dollar, jadi tak perlu kaget. Yang penting cukup beli sesuai keperluan saja, supaya jangan sia-sia,” tandasnya.(oza)