Standar Komoditas Lokal Harus Ditingkatkan

KERJASAMA - Pengusaha muda Kalsel, H Rahmatul Irfan
(kanan) kala menyerahkan plakat cinderamata kepada perwakilan
investor Uni Eropa, Elmar Bauma.

BANJARMASIN – Banyaknya komoditas asal Indonesia yang ditolak di pasaran internasional, terutama di Benua Eropa dibenarkan oleh perwakilan investor Uni Eropa, Elmar Bauma. Menurutnya, komoditas ekspor dari Indonesia masih banyak yang belum memenuhi standarisasi pasar Eropa. Baik secara kualitas maupun sertifikasi, komoditas asal Indonesia selama ini masih tak mampu menyaingi komoditas ekspor dari negara Asia lainnya, terutama Malaysia dan Thailand.
            Untuk itu, Elmar yang juga perwakilan dari Indonesian-Netherland Association (INA) mengimbau agar para pelaku usaha, pemilik modal, maupun para perajin di Indonesia untuk meningkatkan standar kualitas komoditas yang dihasilkan. “Hal ini sangat penting. Karena, dengan memperhatikan standarisasi dan kualitas, maka komoditas tersebut akan diminati di pasaran Internasional, termasuk di Eropa,” ungkap Elmar usai acara Konferensi Potensi Dagang dan Investasi Kalsel di Hotel Golden Tulip Galaxy Banjarmasin, Selasa (28/4).
            Elmar menjelaskan pihak Eropa sangat selektif dan ketat dalam memilah aneka komoditas maupun produk asing yang masuk ke ”Benua Biru”. Bukan sekadar layak dikonsumsi, standarisasi lain seperti kualitas kemasan, pengepakan, pengiriman, hingga keawetan menjadi faktor penentunya. Termasuk komoditas asal Kalsel yang berpotensi untuk dijual ke Eropa. ”Kalsel termasuk salah satu daerah yang memiliki potensi besar dalam menyediakan komoditas penting untuk pasar Eropa. Namun, tanpa standarisasi yang memenuhi persyaratan, maka komoditas asal Kalsel dijamin sulit diterima oleh pasar Eropa,” paparnya.
            Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalsel, H Supriadi tak menampik sebagian komoditas asal Kalsel memang masih perlu ditingkatkan standarisasinya. ”Untuk itu, kami mengadakan seminar ini. Sehingga, para pengusaha asal Kalsel mengetahui strategi untuk dapat memenuhi pasar Eropa,” urainya.
            Di sisi lain, tokoh pengusaha muda Kalsel, H Rahmatul Irfan menuturkan melalui seminar ini, juga membuka potensi investasi pihak Uni Eropa di Kalsel. ”Mudah-mudahan, potensi bisnis dan komoditas yang ada di Kalsel bisa menarik minat para pengusaha Eropa untuk menanamkan investasinya,” tandasnya.(oza)