BANJARMASIN – Indikasi tindakan-tindakan yang dapat merugikan konsumen dapat terjadi di lokasi publik dan penyedia fasilitas umum. Namun, ketika merasa dirugikan, konsumen kerap kebingungan untuk memberikan pengaduan. Kalaupun ada tempat untuk menyatakan pengaduan, di lokasi-lokasi publik biasanya hanya tersedia kotak saran. Hal inilah yang sekarang ingin disempurnakan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kalsel dengan menyediakan kotak pengaduan konsumen di lokasi-lokasi publik tersebut.
Menurut Ketua Umum YLKI Kalsel, Arpawi Ramon, kotak saran yang ada di lokasi publik belum sepenuhnya mampu menampung keluhan-keluhan konsumen. Pasalnya, adanya kotak saran tersebut hanya bertujuan untuk menampung saran dari konsumen, bukan keluhan konsumen. ”Sehingga, tindak lanjutnya juga terkesan setengah hati. Hal ini banyak terjadi di Kalsel, terutama di pusat-pusat perbelanjaan dan pusat pelayanan publik lainnya,” ungkap Arpawi kepada Radar Banjarmasin, belum lama tadi.
Arpawi menuturkan dengan adanya kotak pengaduan konsumen di lokasi-lokasi publik tersebut, maka tiap keluhan konsumen dapat ditangani langsung oleh pihak YLKI. ”Sehingga, YLKI dapat langsung bergerak untuk melakukan investigasi. Kalau memang ada praktik yang merugikan konsumen, bisa secepatnya diberikan penanganan dan tindakan oleh YLKI,” tambahnya.
Untuk itu, dalam waktu dekat ini, YLKI Kalsel akan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak pengelola fasilitas publik yang ada di Kalsel untuk menyediakan kotak pengaduan konsumen. Sehingga, tidak hanya saran yang ditampung, tapi juga keluhan. ”Dengan demikian, jaminan kenyamanan dan keamanan konsumen bisa lebih terjamin. Selain itu, bagi pengelola fasilitas umum dan lokasi publik, juga bisa lebih disiplin dalam menjaga hak-hak konsumen,” paparnya.
Arpawi mencontohkan lokasi publik dan fasilitas umum yang layak disediakan kotak pengaduan konsumen. ”Diantaranya di mall, PDAM, PLN, terminal, bandara, pasar, ritel-ritel modern, bahkan di bank,” sebutnya.(oza)
Menurut Ketua Umum YLKI Kalsel, Arpawi Ramon, kotak saran yang ada di lokasi publik belum sepenuhnya mampu menampung keluhan-keluhan konsumen. Pasalnya, adanya kotak saran tersebut hanya bertujuan untuk menampung saran dari konsumen, bukan keluhan konsumen. ”Sehingga, tindak lanjutnya juga terkesan setengah hati. Hal ini banyak terjadi di Kalsel, terutama di pusat-pusat perbelanjaan dan pusat pelayanan publik lainnya,” ungkap Arpawi kepada Radar Banjarmasin, belum lama tadi.
Arpawi menuturkan dengan adanya kotak pengaduan konsumen di lokasi-lokasi publik tersebut, maka tiap keluhan konsumen dapat ditangani langsung oleh pihak YLKI. ”Sehingga, YLKI dapat langsung bergerak untuk melakukan investigasi. Kalau memang ada praktik yang merugikan konsumen, bisa secepatnya diberikan penanganan dan tindakan oleh YLKI,” tambahnya.
Untuk itu, dalam waktu dekat ini, YLKI Kalsel akan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak pengelola fasilitas publik yang ada di Kalsel untuk menyediakan kotak pengaduan konsumen. Sehingga, tidak hanya saran yang ditampung, tapi juga keluhan. ”Dengan demikian, jaminan kenyamanan dan keamanan konsumen bisa lebih terjamin. Selain itu, bagi pengelola fasilitas umum dan lokasi publik, juga bisa lebih disiplin dalam menjaga hak-hak konsumen,” paparnya.
Arpawi mencontohkan lokasi publik dan fasilitas umum yang layak disediakan kotak pengaduan konsumen. ”Diantaranya di mall, PDAM, PLN, terminal, bandara, pasar, ritel-ritel modern, bahkan di bank,” sebutnya.(oza)