BANJARMASIN – Setiap bidang usaha, terutama yang berkaitan dengan dagang tidak dipungkiri memerlukan pengelolaan keuangan yang rinci dan teliti. Karena, tanpa pengelolaan keuangan tersebut, maka akan menyulitkan para pelaku usaha dalam memilah pemasukan. Dengan kata lain, pemasukan rumah tangga dan pemasukan dagang harus dipisahkan.
Untuk mempermudah mengelola keuangan
usaha, sekarang mulai marak diperkenalkan software atau perangkat lunak di
bidang pengelolaan keuangan (accounting). Dengan menggunakan software tersebut,
para pelaku usaha bisa melakukan pengecekan mendalam terhadap barang-barang
yang sudah terjual yang yang masih tersedia. Sehingga, kalkulasi keuntungan dan
kerugian dapat diketahui dengan lebih detil.
Ilmi, seorang penjual software
accounting di Banjarmasin mengaku perlu sosialisasi rutin agar software
accounting tersebut dipakai oleh pelaku usaha. ”Harus benar-benar gencar
dipromosikan. Karena, selama ini para pelaku usaha masih mengguncakan cara
manual untuk mengkalkulasi omzet usahanya,” papar Ilmi kepada Radar
Banjarmasin, belum lama tadi.
Ilmi mengakui kesulitan para pelaku
usaha dalam menguasai bidang Teknologi Informasi (TI) juga menjadi kendala
tersendiri dalam memasarkan sotware accounting tersebut. ”Makanya, dalam setiap
paket penjualan sotware accounting, saya selalu melakukan pendampingan dan
pelatihan. Sehingga, pelaku usaha yang membeli software accounting bisa mengoperasionalkannya
sendiri,” tambahnya.
Ditanyakan mengenai jumlah
pelanggan, pria yang memasarkan sotware accounting dengan merek Zahir tersebut
mengaku cukup banyak. “Sudah ada beberapa perusahaan yang tertarik menggunakan
software accounting ini. Diantaranya adalah perusahaan outsorcing, mini market,
dan toko-toko kelontong skala menengah,” tambahnya.
Untuk
harga, Ilmi menjual software accountingya senilai mulai dari Rp1 jutaan hingga
Rp5 jutaan ke atas. “Semakin mahal sofwarenya,
maka semakin kompleks pula penghitungan keuangannya,” tandasnya.(oza)