Tulus Abadi |
Menanggapi hal ini, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Pusat, Tulus Abadi mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat Kalsel. Menurutnya, masyarakat Kalsel selaku konsumen dan pelanggan dari hasil turunan tambang batubara tersebut seharusnya bisa mendapatkan manfaat yang maksimal. "Setidaknya, ada kesejahteraan di kalangan masyarakat Kalsel secara merata. Dan seharusnya, sebagai daerah yang kaya tambang batubara, pelayanan kelistrikan Kalsel bisa lebih terjamin," papar Tulus kepada Radar Banjarmasin, Senin (23/3).
Tulus menuturkan tidak hanya di Kalsel, di daerah lain di Indonesia yang kaya batubara juga kerap bernasib serupa. Ini lantaran batubara lokal lebih banyak diekspor ke luar negeri daripada dipergunakan untuk kepentingan negeri sendiri. Untuk itu, Tulus mengaku mendukung apabila pemerintah melakukan moratorium ekspor batubara nasional ke luar negeri. "Jadi, batubara yang ditambang di Indonesia lebih terasa manfaatnya untuk rakyat Indonesia sendiri. Kalau diekspor ke luar negeri memang menguntungkan pengusaha, namun pasokan batubara untuk cadangan energi dalam negeri menjadi semakin berkurang," paparnya.
Sekarang, lanjut Tulus, pemerintah harus mengimpor minyak dari luar negeri untuk kebutuhan bahan bakar nasional. Jangan sampai ke depan Indonesia justru harus mengimpor batubara lantaran kehabisan batubara. "Inilah yang harus dihindari. Untuk itu, YLKI mengimbau agar perusahaan batubara di Kalsel juga memperhatikan pasokan batubara untuk keperluan dalam negeri, jangan diekspor semua," tandasnya.(oza)