SBB Buka LPK Perhotelan

JUMPA PERS - Manajemen SBB Banjarmasin memperkenalkan LPK Bidang
Keahlian Perhotelan.
BANJARMASIN – Dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhotelan yang andal, Swiss Belhotel Borneo (SBB) Banjarmasin membuka Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) perhotelan. Untuk tahap awal, ada tiga program keahlian perhotelan yang dibuka. Yakni, waiter restaurant, bartender dan banquet waiter.

Melalui kegiatan pelatihan di LPK tersebut, SBB Banjarmasin akn memberikan program pendidikan selam 3 bulan penuh secara gratis. Fasilitas pendidikan sendiri menggunakan perlengkapan yang ada di SBB Banjrmasin. Sehingga, para peserta didik bisa langsung mempraktekkan ilmu perhotelan yang diajarkan oleh para mentor.


Menurut General Manager Swiss Belhotel Borneo Arief Faisal, pelatihan ini sendiri tidak di pungut biaya. Namun, kuota jumlah siswanya akan dibatasi. “Per program kami maksimalkan hanya diikuti sepuluh orang saja. Tapi, kalau antusiasme para peserta tinggi, tidak menutup kemungkinan akan kami buka kelas tambahan. Selain itu, para peserta didik juga diseleksi dengan cara tes pengetahuan umum. Sehingga, hanya yang lolos seleksi yang bisa ikutan,” ungkap Arif kepada Radar Banjarmasin, kemarin (4/2).

Nantinya, para calon peserta didik yang lolos seleksi, akan diajarkan tiga materi, yakni waiter restaurant, bartender, dan banquet waiter dengan 24 modul pembelajaran. “Untuk materi pembelajarannya sendiri dibagi dalam sejumlah porsi. Intinya, 80 persen akan dilakukan dengan praktek dan 20 persennya teori. Dan yang paling penting, LPK SBB Banjarmasin sudah mengantongi izin resmi dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Banjarmasin,” urainya.

"Ke depan, saya harapkan bagi yang mengikuti kegiatan pendidikan keahlian perhotelan di SBB Banjrmasin, bisa langsung siap bekerja di dunia perhotelan. Bukan tidak mungkin juga mereka yang potensial akan direkrut menjadi karyawn SBB Banjarmasin," tambahnya.

Di sisi lain, LPK keahlian perhotelan SBB diharapkan juga dapat berkontribusi dalam membantu SDM lokal untuk lebih siap menghadapi MEA 2015, khususnya di bidang perhotelan. "Ketika era MEA resmi diberlakukan, para SDM lokal Kalsel bisa bersaing dengan SDM dari luar negeri. Sehingga, setidaknya para SDM lokal Kalsel di bidang perhotelan bisa menjadi tuan rumah di daerah sendiri," pungkasnya.(oza)