Distributor Buah Keluhkan Prosedur Razia

BANJARMASIN – Buah apel impor yang beredar di Banjarmasin memang sudah dinyatakan aman pasca dilakukan uji laboratorium. Namun, para distributor buah-buahan mengaku masih kecewa dan mengeluhkan prosedur pihak-pihak berwenang yang melakukan razia buah-buahan impor tersebut. Para distributor menilai razia hanya heboh di awal, tapi cenderung senyap di akhir.
    Salah satu distributor buah-buahan di Banjarmasin menuturkan, ketika ada pemberitaan nasional bahwa ada apel impor yang dicurigai mengandung bakteri, pihak-pihak berwenang seperti Disperindag Kalsel, BPOM Kalsel, Badan Ketahanan Pangan Kalsel, dan juga Dinas Pertanian Kota Banjarmasin langsung menggelar razia. “Bahkan, mereka mengeluarkan
surat resmi kepada para distributor buah-buahan sebelum atau ketika melakukan razia. Kami sebagai distributor waktu itu pasrah saja ketika beberapa buah-buahan yang siap dijual dibawa untuk diteliti,” ungkap distributor buah yang enggan namanya dikorankan tersebut.
    Tapi, ketika keluar hasil laboratorium dan buah apel impor yang dirazia tidak mengandung bakteri dan aman dikonsumsi, para distributor hanya dikabari via telepon oleh pihak yang merazia tersebut. “Inilah yang saya keluhkan. Ketika dicurigai berbakteri, hebohnya bukan main. Tapi, ketika dinyatakan aman, penyampaiannya hanya secara personal via telepon. Sementara, buah-buahan impor yang kami juga sudah terlanjur dianggap oleh konsumen tidak layak konsumsi, berbahaya, dan mengandung bakteri,” katanya.
    Alhasil, buah apel impor yang kini sudah dinyatakan aman tersebut bahkan tidak lagi diminati oleh konsumen. “Terus terang saya merasa kecewa dan dirugikan. Seharusnya, prosedur razia bisa lebih berimbang. Jangan hanya heboh di awal, tapi justru senyap di akhir. Sementara distributor buah seperti saya sudah terlanjur merugi,” paparnya.
    “Seharusnya, kalau memang dinyatakan berbahaya, pihak berwenang menarik peredaran buah-buahan tersebut di pasaran. Sebaliknya, kalau dinyatakan aman, jangan dikabari hanya lewat telepon. Saya harap ke depan ada sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat umum. Karena, sangat sulit untuk mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap produk yang sudah dicurigai berbahaya,” harapnya.(oza)