Persempit Gerakan Spekulan Beras

GUDANG BERAS – Disperindag Kalsel secara berkala melakukan
pemantauan ke sentra-sentra beras di Kalsel untuk mempersempit
ruang gerak para spekulan.
BANJARMASIN – Tingkat konsumsi masyarakat Kalsel akan komoditas beras terbilang yang tertinggi di Indonesia. Alhasil, permintaan komoditas beras di Kalsel harus selalu dalam kondisi stabil dan tersedia. Namun, permintaan tinggi akan komoditas beras tersebut dinilai berpotensi dimanfaatkan oleh para spekulan dalam memainkan harga beras. Akibatnya, tidak menutup kemungkinan para spekulan tersebut kerap menjual beras dengan harga di atas standar yang telah ditetapkan.

    Untuk itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel secara berkala melakukan pengecekan komoditas dan harga beras di sejumlah sentra beras di Kalsel. Tujuannya, untuk mengetahui seberapa banyak pasokan beras yang ada di pasaran Kalsel, berikut harga jualnya. “Dengan dilakukan pengecekan berkala ke sentra beras, kami berharap ruang gerak para spekulan beras setidaknya bisa semakin sempit. Walaupun harus diakui untuk menertibkan para spekulan sembako, khususnya spekulan beras memang cenderung sulit,” ungkap Kepala Disperindag Kalsel, Hj Farida Wariansi.
    Farida menuturkan gerakan spekulan beras sangat merugikan konsumen. Karena, masyarakat Kalsel sangat ketergantungan terhadap beras sebagai salah satu komoditas konsumsi pokok harian. “Tipikal konsumen di Kalsel, apalagi yang kelas menengah ke atas, rata-rata tidak terlalu memikirkan harga beras. Mau naik atau turun, mereka tetap beli beras, bahkan dalam jumlah besar tanpa menyadari bahwa itu adalah permainan spekulan. Yang dirugikan tentu saja masyarakat kelas menengah ke bawah, karena dengan adanya ulah spekulan, mereka semakin kesulitan membeli beras,” urainya.
    Selain menimbulkan kesenjangan di tingkat konsumen, gerakan para spekulan beras juga dikhawatirkan berdampak pada komoditas lain. “Kalau harga beras naik, pasti komoditas lain juga ikutan naik. Di samping itu, tindakan spekulan beras tak menutup kemungkinan bakal turut menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat inflasi di Kalsel,” urainya.
    Di sisi lain, apabila tidak ditertibkan, tidak menutup kemungkinan para spekulan juga akan “bermain” di komoditas yang lain. “Bisa saja spekulan kemudian merambah ke sektor komoditas utama lain. Terutama, pada komoditas gula pasir, minyak goreng, atau bahan pokok lainnya,” tandasnya.(oza)