POTENSIAL - Sektor non tambang Kalsel harus dimaksimalkan. |
Menurut Farida, sektor non tambang yang masih dapat terus dikembangkan dan dioptiomalkan ada tiga. Yakni,
perikanan, karet, dan sawit. “Harus disadari, bahwa Kalsel memang kaya tambang. Tapi, jangan lupa, potensi kelautan dan perkebunan juga memberikan kontribusi ekonomi yang cukup tinggi bagi Kalsel. Sehingga, apabila sektor pertambangan sedang lesu, sektor non tambang itulah yang harus digenjot,” ungkap Farida kepada Radar Banjarmasin, belum lama tadi.
Farida mencontohkan sejumlah perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tanah Bumbu kini semakin luas dan sukses. Hal ini dibuktikan dengan semakin gencarnya ekspor CPO yang berasal dari perkebunan sawit di Kabupaten Tanah Bumbu. “Bisa dibilang, Kabupaten Tanbu sekarang sangat berkontribusi lewat produksi CPO. Selain, memberdayakan petani lokal, beberapa perkebunan sawit di sana juga sudah memiliki mesin pengolah CPO, sehingga tidak lagi mengekspor sawit mentah,” ceritanya.
Di sisi lain, sektor kelautan dan perkebunan juga mampu memberikan kontribusi ekonomi dengan nilai yang cukup besar bagi Kalsel. “Sejumlah negara seperti Jepang dan Cina hingga kini masih membutuhkan impor ikan laut dari Kalsel. Tak hanya itu, produksi karet di kawasan Banua Anam, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tala, dan Kabupaten Tanbu juga semakin meningkat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar internasional,” paparnya.
Dengan demikian, Farida menyimpulkan sektor pertambangan bukan satu-satunya yang dapat diandalkan. “Intinya, sektor non tambang di Kalsel juga sangat potensial. Tinggal bagaimana masyarakat bersama pemerintah saling bahu-membahu untuk mengelolanya menjadi lebih baik dan menghasilkan nilai ekspor yang tinggi untuk kontribusi ekonomi daerah,” tandasnya.(oza)