Presentasikan Lahan Kalsel di Amerika

Prof Abdul Hadi

BANJARMASIN – Adanya penolakan hasil-hasil pertanian dan perkebunan asal Kalsel ke negara-negara di Eropa dan Amerika tak dipungkiri menimbulkan tanda tanya. Padahal, jika dibandingkan negara tetangga, hasil-hasil pertanian dan perkebunan asal Kalsel tidak kalah kualitasnya. Selain indikasi persaingan bisnis dengan negara tetangga, para pemilik modal di negara-negara di Amerika dan Eropa menilai tingkat emisi lahan di Kalsel sangat tinggi. Sehingga, hasil-hasil pertanian dan perkebunan asal Kalsel dinilai tidak layak ekspor ke Amerika dan Eropa.
    Menyikapi hal tersebut, Guru Besar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unlam, Prof Abdul Hadi telah melakukan sejumlah penelitian terkait kualitas lahan pertanian dan perkebunan di Kalsel. Hasilnya,
lahan pertanian dan perkebunan di Kalsel emisinya tidak sebesar yang diperkirakan. “Menurut para peneliti tanah di Amerika, lahan di Kalsel diperkirakan mengandung emisi sebesar 20 persen yang berpotensi merusak atmosfer. Sehingga, hasil tanaman pertanian dan perkebunan di Kalsel tidak berkualitas. Padahal, Kalsel masih satu tanah dengan Malaysia, dengan kata lain kualitas lahan di Malaysia tidak lebih bagus dari Kalsel,” urainya.
    Karena itulah, lanjut Prof Hadi, para pemilik modal di Amerika dan Eropa lebih menerima hasil tanaman pertanian dan perkebunan dari Malaysia ketimbang Indonesia. “Buktinya, Malaysia kini mendominasi ekspor kelapa sawit dan CPO ke Amerika dan Eropa. Sementara, kelapa sawit dan CPO asal Indonesia sempat beberapa kali ditolak,” koar pria yang juga salah satu kandidat Wakil Rektor Unlam ini.
    Untuk itu, Prof Hadi akan memaparkan hasil penelitiannya lewat ajang International Geophysics Conference 2014 di San Fransisco, AS, 15-19 Desember ini. “Dalam forum tersebut saya akan memaparkan bahwa lahan di Kalimantan, khususnya di Kalsel sangat menjanjikan untuk pertanian dan perkebunan. Diharapkan, dengan paparan ilmiah tersebut, para pemilik modal dan investor Eropa dan Amerika bisa melirik lahan di Kalsel untuk mengembangkan bisnis pertanian dan perkebunan mereka,” tambahnya.
    Di sisi lain, Prof Hadi juga membawa misi penting dalam seminar internasional tersebut. “Saya sekaligus memperkenalkan Unlam sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia. Sehingga, ke depan Unlam bisa semakin dilirik untuk memfasilitasi seminar-seminar internasional,” tandasnya.(oza)