BANJARMASIN – Tahun 2015 ini diprediksi menjadi tahun yang menggembirakan bagi pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Pasalnya, tahun depan perbankan konvensional maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bakal semakin membidik sektor UMKM untuk menggulirkan kredit permodalan.
Menurut Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Pusat, Joko Suyanto, sektor UMKM menjadi sektor usaha yang menggiurkan dalam bidang penyaluran kredit permodalan. “Bahkan, bisa dibilang tahun 2015 menjadi tahun persaingan bagi BPR. Untuk itu, pelaku UMKM juga harus siap-siap untuk bisa meyakinkan BPR dan bank konvensional dalam rangka penyaluran kredit permodalan,” ungkap Joko.
Di sisi lain, Joko menambahkan peta persaingan di industri keuangan makin ketat. Bukan cuma antar BPR ataupun lembaga keuangan lain, persaingan perbankan bertambah ketat dengan hadirnya bank konvensional umum yang mulai merambah bisnis keuangan ke sektor mikro. Menurut Joko, dengan adanya peraturan pemerintah kepada bank konvensional untuk mengucurkan minimal 5 persen dari outstanding kredit mereka ke pelaku UMKM mulai 2015, tentunya makin membuat posisi BPR makin terjepit.
“Kalau tak ada persiapan mulai sekarang, tentunya akan mudah kalah dalam persaingan. Karena itulah kami menghimbau kepada BPR, khususnya di Kalsel, mulai sekarang melakukan persiapan. Khususnya SDM lebih handal dan manajemen lebih efesien agar tak kalah bersaing di 2015,” paparnya.
Program-program jasa keuangan BPR, tambah Joko, diharapkan lebih kreatif dan mampu bersaing dari segi pelayanan. Dengan begitu, pelaku UMKM menjadi lebih tertarik meminjam modal di BPR untuk mengembangkan usaha mereka. Karena itu, lanjut Joko, dibutuhkan sinergi antara BPR dengan bank umum. “Jadi sebisa mungkin menghindari persaingan. Oleh karena itu, membangun sinergi Apex BPR dalam menghadapi persaingan perbankan ini jelas sangat penting,” sambungya.
Di sisi lain, Akhmad Sugandi, Ketua Perbarindo Kalsel mengakui jika persaingan perbankan di 2015 nanti bakal ketat, karena sama-sama memperebutkan pangsa pasar UMKM. Dulu bank umum lebih fokus menggarap pangsa pasar menengah ke atas, sekarang sesuai aturan pemerintah mereka juga membidik UMKM. “Untuk itu kami sangat membutuhkan perhatian pemerintah daerah masing-masing, agar BPR yang juga aset daerah ini bisa bersaing di 2015. Pemerintah daerah juga diharapkan bisa menambah modal dasar, sesuai ketentuan minimal,” pungkasnya.(oza)
Menurut Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Pusat, Joko Suyanto, sektor UMKM menjadi sektor usaha yang menggiurkan dalam bidang penyaluran kredit permodalan. “Bahkan, bisa dibilang tahun 2015 menjadi tahun persaingan bagi BPR. Untuk itu, pelaku UMKM juga harus siap-siap untuk bisa meyakinkan BPR dan bank konvensional dalam rangka penyaluran kredit permodalan,” ungkap Joko.
Di sisi lain, Joko menambahkan peta persaingan di industri keuangan makin ketat. Bukan cuma antar BPR ataupun lembaga keuangan lain, persaingan perbankan bertambah ketat dengan hadirnya bank konvensional umum yang mulai merambah bisnis keuangan ke sektor mikro. Menurut Joko, dengan adanya peraturan pemerintah kepada bank konvensional untuk mengucurkan minimal 5 persen dari outstanding kredit mereka ke pelaku UMKM mulai 2015, tentunya makin membuat posisi BPR makin terjepit.
“Kalau tak ada persiapan mulai sekarang, tentunya akan mudah kalah dalam persaingan. Karena itulah kami menghimbau kepada BPR, khususnya di Kalsel, mulai sekarang melakukan persiapan. Khususnya SDM lebih handal dan manajemen lebih efesien agar tak kalah bersaing di 2015,” paparnya.
Program-program jasa keuangan BPR, tambah Joko, diharapkan lebih kreatif dan mampu bersaing dari segi pelayanan. Dengan begitu, pelaku UMKM menjadi lebih tertarik meminjam modal di BPR untuk mengembangkan usaha mereka. Karena itu, lanjut Joko, dibutuhkan sinergi antara BPR dengan bank umum. “Jadi sebisa mungkin menghindari persaingan. Oleh karena itu, membangun sinergi Apex BPR dalam menghadapi persaingan perbankan ini jelas sangat penting,” sambungya.
Di sisi lain, Akhmad Sugandi, Ketua Perbarindo Kalsel mengakui jika persaingan perbankan di 2015 nanti bakal ketat, karena sama-sama memperebutkan pangsa pasar UMKM. Dulu bank umum lebih fokus menggarap pangsa pasar menengah ke atas, sekarang sesuai aturan pemerintah mereka juga membidik UMKM. “Untuk itu kami sangat membutuhkan perhatian pemerintah daerah masing-masing, agar BPR yang juga aset daerah ini bisa bersaing di 2015. Pemerintah daerah juga diharapkan bisa menambah modal dasar, sesuai ketentuan minimal,” pungkasnya.(oza)