LESU - Penjualan buku di Kalsel tidak selaris tahun lalu.
BANJARMASIN – Akhir tahun 2014 ini menjadi kondisi yang sulit untuk bisnis penjualan buku bacaan. Hal ini diakui oleh Vera Frial, pemilik toko buku Usaha Jaya Banjarmasin. Menurut Vera, penjualan buku bacaan mengalami penurunan hingga 60 persen. Kendati mengaku rugi, Vera
tak berkecil hati.
    “Terasa sekali dibandingkan tahun lalu, penjualan buku bacaan pada tahun 2014 ini sangat memprihatinkan. Buku-buku bacaan seperti novel, buku pelajaran, pengetahuan umum, dan buku panduan tak selaris dulu,” ungkap Vera kepada Radar Banjarmasin, belum lama tadi.
    Vera menceritakan penurunan penjualan buku bacaan dikarenakan semakin berkurangnya minat masyarakat untuk membaca buku fisik. Terlebih, dengan semakin mudahnya akses internet sekarang ini, masyarakat lebih menyukai mengunduh buku-buku bacaan secara virtual. “Tak dipungkiri, penjualan buku virtual sedikit banyak juga mempengaruhi penjualan buku bacaan. Bahkan, beberapa buku virtual justru harganya jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan buku fisik,” paparnya.
    Di sisi lain, adanya kebijakan pemerintah menghapuskan kurikulum 2013, juga membuat angka penjualan buku-buku pelajaran menurun drastis. “Padahal, stok buku pelajaran kurikulum 2013 masih sangat banyak tersedia di toko saya. Pihak sekolah yang menjadi pelanggan toko saya juga membatalkan untuk membeli buku pelajaran kurikulum 2013,” keluhnya.
    Namun, Vera juga sudah memiliki strategi khusus agar buku-buku bacaan yang dijual di tokonya bisa menarik minat pembeli. “Rencananya saya akan melakukan promo cuci gudang dan diskon untuk buku-buku tertentu. Saya yakin, masih banyak konsumen yang berminat membeli buku-buku bacaan,” tandasnya.(oza)