Kenaikan Harga Sembako masih Wajar

BLUSUKAN – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Kalsel, Hj Farida Wariansi menggali informasi
harga sembako langsung kepada pedagang di Pasar Antasari.
BANJARMASIN - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel, Hj Farida Wariansi menilai kenaikan harga sembako jelang natal dan tahun baru kali ini masih wajar. Dengan rentang kenaikan harga antara 5 persen hingga 10 persen, Farida menyatakan kenaika harga sembako tersebut masih dapat dijangkau konsumen. Apalagi, lonjakan kebutuhan pokok jelang natal dan tahun baru di Kalsel, masih belum setinggi pada saat menjelang Ramadan dan Lebaran.


"Sejauh ini pasokan komoditas sembako di Kalsel masih terbilang aman dan mencukupi. Walaupun sebagian besar sembako mengalami kenaikan harga, namun hal itu tidak terlalu signifikan lantaran konsumen masih antusias melakukan pembelian," ungkap Farida di sela-sela kegiatan pantauan ke Pasar Antasari, kemarin (23/12).

Farida menuturkan rentang kenaikan harga sembako di sejumlah pasar di Kalsel juga terbilang beragam. Semakin jauh dari pusat Kota Banjarmasin, harga sembako semakin tinggi. "Contohnya untuk komoditas sembako jenis ayam potong kalau di Banjarmasin berada di kisaran Rp28 ribu hingga Rp30 ribuan per ekor. Kalau di Batulicin atau Tanjung, harga seekor ayam potong sudah mencapai Rp30 ribuan per ekor. Namun, harga-harga tersebut masih berpotensi berfluktuatif tergantung kondisi ekonomi dan pasokannya," urainya.

Ditanyakan mengenai penyebab kenaikan harga sembako, Farida tak menampik kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi belum lama tadi menjadi salah satu pemicu utamanya. "Kalau sudah menyangkut kenaikan harga BBM, pasti harga semua komoditas sembako juga ikut-ikutan naik. Yang jelas, selama pasokan sembako masih aman dan terpenuhi, masyarakat tidak sampai panic buying," tambahnya.

Farida juga mengimbau kepada para konsumen di Kalsel agar senantiasa bijak dan waspada dalam berbelanja. "Belanja seperlunya saja, tidak perlu berlebihan atau main borong. Demikian juga agar masyarakat jangan mudah tergiur dengan diskon-diskon yang kini sedang ramai digelar. Karena, hal itu berpotensi mengarahkan pada sikap konsumerisme dan pemborosan," tandasnya.(oza)