Deflasi Banjarmasin 0,01 Persen

BANJARMASIN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel mengumumkan hasil surveinya terkait perkembangan indeks ekonomi di Banjarmasin. Pada November 2014 Kota Banjarmasin mengalami deflasi sebesar 0,01  persen. Deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,01 persen dan kelompok sandang sebesar 0,98 persen. Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,12 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar hanya mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Sedangkan, pada kelompok kesehatan hanya mengalami inflasi  0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami inflasi 0,13 persen. Sementara itu, pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,06 persen.

      “Menurut komponennya, barang-barang yang harganya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah (administered goods inflation, red) secara umum mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. Harga yang bergejolak (volatile goods inflation, red) secara umum mengalami inflasi sebesar 0,23  persen dan komponen  inti (core inflation, red) mengalami  deflasi  sebesar  0,14  persen,” urai Kepala BPS Kalsel, Dyan Pramono.
      Laju inflasi tahun kalender Januari hingga November 2014 sebesar 2,44 persen, sedangkan laju inflasi sebesar 6,26  persen. “Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan November 2014 secara umum menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kalsel dengan menggunakan penghitungan tahun dasar 2007 = 100, pada bulan November 2014 Kota Banjarmasin mengalami deflasi 0,01 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK, red) dari 138,72 pada bulan Oktober 2014 menjadi 138,70 pada bulan November 2014,” tambah Iskandar.
    Sepuluh komoditas utama yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi selama bulan November 2014 adalah emas perhiasan, telur ayam ras, daging ayam ras, beras, ikan patin, bawang merah, cumi-cumi, cabe merah, kangkung, dan kacang panjang. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi adalah  ikan gabus, pisang, udang basah, gula pasir, labu merah, telur itik, ikan kembung, ikan sepat siam, ikan bawal, dan ikan nila.
      “Sampai dengan bulan November ini laju inflasi Kota Banjarmasin sudah mencapai 2,44 persen. Sedangkan dilihat dari inflasi pada bulan November 2013 lalu, secara umum Banjarmasin mengalami inflasi sebesar 6,26 persen.Jika dilihat dari  kelompok pengeluarannya, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang sebesar 10,30 persen dan inflasi terendah terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,68 persen,” tandasnya.(oza)