Tarif Logistik Berdasarkan Komoditi

SIAP DIANTAR - Para pebisnis logistik yang tergabung dalam
ALFI Kalselteng sepakat untuk menyesuaikan tarif pasca
 kenaikan harga BBM.
BANJARMASIN – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dipastikan bakal berimbas kepada besaran tarif jasa logistik. Untuk itu, Ketua Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (DPP ALFI), Yukki Nugrahawan menuturkan bakal memberikan instruksi kepada para anggotanya untuk
menyesuaikan tarif jasa logistik.
    “Kalau harga BBM naik, pasti semua harga-harga komoditas dan jasa juga mengalami kenaikan. Nah, hal inilah yang sekarang kami rumuskan, karena tarif jasa logistik itu beragam. Antara daerah yang satu dengan yang lain tarifnya tidak sama,” ungkap Yukki kepada Radar Banjarmasin di sela-sela pelantikan DPD ALFI Kalselteng di Hotel Aria Barito Banjarmasin, belum lama tadi.
    Yukki menuturkan walaupun tarif logistik bakal mengalami kenaikan, dirinya tidak ingin anggota ALFI mematok tarif semaunya. “Harus benar-benar dikaji dan dianalisa, jangan sampai mematok tarif tinggi yang nantinya justru bakal merugikan pelanggan. Dengan kata lain, harus ditekankan kepada asas cost effective. Apabila ada jasa logistik yang menerapkan tarif semaunya atau melebihi batas yang wajar, maka justru bisa berpotensi ditinggalkan pelanggan dan akhirnya merugikan diri sendiri,” urainya.
    Sementara itu, Ketua DPD ALFI Kalselteng, La Ode Bahasani menilai kenaikan tarif logistik memang sudah seharusnya dilakukan. “Ini sebagai bentuk penyesuaian terhadap kenaikan harga BBM. Karena, tidak bisa dipungkiri, BBM menjadi objek vital dalam operasional bisnis logistik,” sambungnya.
    Ditambahkan La Ode, untuk menentukan tarif logistik harus berdasarkan komoditasnya. “Misalnya, komoditas yang diangkut adalah hasil tambang. Maka, biaya logistiknya tentu lebih mahal dibandingkan mengangkut logistik bahan pangan atau konveksi. Jadi, menentukan tarifnya bukan berdasarkan jarak tempuh pengiriman, tapi berdasarkan logistik,” tandasnya.(oza)