BONGKAR MUAT - Suasana pengaturan posisi peti kemas di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. |
Singapura dengan nilai US$ 143,35 juta, pada bulan ini naik sebesar 33,63 persen dibandingkan impor pada bulan Agustus 2014 yang mencapai US$ 107,27 juta. Kemudian disusul di urutan kedua oleh Korea Selatan dengan nilai mencapai US$ 35,57 juta atau naik 2.865,85 persen. Sedangkan, Malaysia berada diurutan ketiga dengan nilai impor US$ 17,00 juta atau naik 35,66 persen dibanding impor bulan Agustus 2014 dari negara ini yang mencapai US$ 12,53 juta.
“Pada bulan September 2014 kontribusi dari Singapura mencapai 70,03 persen dari total nilai impor Kalsel. Angka ini lebih kecil dari kontribusi pada bulan Agustus 2014 yang mencapai 72,36 persen. Sedangkan impor dari Korea Selatan dan Malaysia memberikan kontribusi masing-masing sebesar 17,38 persen dan 8,30 persen. Dari tiga negara ini saja kontribusinya mencapai 95,71 persen,” ungkap Kepala BPS Kalsel, Dyan Pramono.
Di sisi lain, pada bulan September 2014 kelompok barang impor dari 5 negara utama, yakni Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Cina, dan Taiwan mencapai US$ 204,11 juta dengan kontribusi 99,71 persen. Dilihat dari sisi perkembangan, impor dari 5 negara utama mengalami kenaikan 67,26 persen dibanding nilai impor bulan Agustus 2014 pada 5 negara utama yang sama. Selama bulan Januari – September 2014 nilai impor 5 negara utama tersebut mencapai US$ 1,74 miliar juta dengan kontribusi 91,86 persen,” urainya.
Ditanyakan mengenai prediksi impor Kalsel pada 2015 mendatang, Dyan menuturkan bisa terjadi perbedaan. “Selama ini negara yang paling dominan mengimpor barang ke Kalsel adalah Cina dan Singapura. Namun, belum bisa dipastikan apakah nantinya akan digantikan oleh negara lain. Hal itu tergantung jumlah dan besaran nilai barang yang diimpor,” tandasnya.(oza)