SILATURAHMI - Kepala OJK Kalsel, Ahimsa (dua dari kanan) kala berkunjung ke kantor BPKP Kalsel. |
BANJARMASIN - Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Kalsel bertekad untuk semakin ketat dalam melakukan
pengawasan terhadap lembaga keuangan bank dan non bank di Kalsel. Hal ini
dirasakan sangat penting untuk meminimalisir angka kasus penipuan berkedok
lembaga keuangan. Selain itu, tindakan pengawasan tersebut juga akan terus
dibarengi dengan edukasi kepada masyarakat secara langsung maupun tidak
langsung.
Ketua OJK Kalsel, Ahimsa menuturkan
siap untuk menerima dan
menindaklanjuti keluhan masyarakat Kalsel apabila merasa dirugikan oleh lembaga
keuangan bank atau non bank. “Karena baru dibentuk, otomatis OJK belum mampu
berbuat banyak. Tapi, setidaknya kami akan mempersiapkan tindakan apabila ada
keluhan atau aduan dari masyarakat seputar persoalan dengan lembaga keuangan
bank dan non bank,” ungkap Ahimsa.Ketua OJK Kalsel, Ahimsa menuturkan
Ahimsa menuturkan untuk di Kalsel, ada dua bisnis keuangan yang dinilai paling
rawan terjadi sengketa dengan nasabah. Yakni, bisnis investasi dan kredit. “Dua
bisnis ini biasanya dilakoni oleh lembaga keuangan non bank. Berdasarkan hasil
laporan, banyak masyarakat Kalsel yang terjebak bisnis investasi bodong dan
dirugikan karena menjadi nasabah sebuah lembaga perkreditan. Untuk itu, OJK Kalsel
akan lebih menyoroti lembaga-lembaga bisnis investasi dan kredit tersebut,”
katanya.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat Kalsel tidak lagi mudah terjebak dengan bisnis investasi dan kredit. “Sehingga, OJK turut dapat menciptakan kondisi ekonomi yang stabil di masyarakat Kalsel,” tandasnya.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat Kalsel tidak lagi mudah terjebak dengan bisnis investasi dan kredit. “Sehingga, OJK turut dapat menciptakan kondisi ekonomi yang stabil di masyarakat Kalsel,” tandasnya.
Sementara itu, tekad OJK Kalsel
untuk menyoroti bisnis investasi dai kredit diapresiasi oleh Wakil Ketua Kadin
Kalsel bidang Perbankan dan Permodalan, H Tajuddin Nor. ”Saya senang sekali
apabila OJK Kalsel mengawasi dengan ketat dua bidang bisnis tersebut. Karena di
Kalsel sebenarnya banyak yang sudah jadi korban, namun jarang terangkat ke
publik. Mudah-mudahan, dengan semakin disorotnya dua bidang bisnis tersebut
akan mengurangi tindakan penipuan berkedok bisnis dan investasi di Kalsel,”
tandasnya.(oza)