BANJARMASIN – Dua kota besar di Kalsel, yakni Banjarmasin dan Tanjung yang selalu dijadikan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel sebagai tolak ukur ekonomi di Kalsel, kembali mengalami inflasi pada bulan Oktober 2014 kemarin. Di Banjarmasin sendiri inflasi terjadi sebesar 0,56 persen. Sementara di Tanjung mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Total inflasi Kalsel menjadi sebesar
0,54 persen, atau laju inflasi kumulatif tahun 2014 mengalami inflasi sebesar 3,99 persen, dan laju inflasi “year on year” 5,59 persen.
Menurut Kepala BPS Kalsel, Dyan Pramono, pada Oktober 2014 Kota Banjarmasin terjadi inflasi sebesar 0,56 persen. Laju inflasi kumulatif tahun 2014 (Oktober 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 3,92 persen dan laju inflasi “year on year” 5,52 persen.
“Komoditas yang mengalami kenaikanan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin antara lain angkutan udara, tarip listrik, mie, ikan gabus, bawang merah, beras, bahan bakar rumah tangga, cabai merah, ikan sepat siam, pecel,” jelasnya.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi, tambah Dyan, antara lain semangka, pisang, melon, gula pasir, ikan selar, wortel, ikan tongkol, daging ayam kampung, ikan layang, dan telur itik.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, semua kelompok mengalami kenaikan indeks harga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,60 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,59 persen, kelompok perumahan, air, listrik serta gas dan bahan bakar sebesar 0,64 persen.
Selanjutnya, kelompok sandang sebesar 0,23 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,53 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,05 persen, kelompok transpor, komunikasi dan olah raga sebesar 0,71 persen.
Untuk Kota Tanjung, lanjut Dyan, pada Oktober 2014 kemarin mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Laju inflasi kumulatif Tahun 2014 (Oktober 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 4,95 persen dan laju inflasi “year on year” adalah 6,56 persen.
“Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Tanjung selama bulan Oktober 2014, antara lain kacang panjang, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, ikan gabus, pasta gigi, tarip listrik, buncis, cabai merah, bawang merah, biscuit,” paparnya.
Sedang komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi, antara lain daging ayam ras, beras, buah apel, ikan layang, daging ayam kampung, ikan tongkol, ikan nila, ikan olo, emas perhiasan, dan ketimun.
“Di Oktober 2014, Kalsel yang merupakan gabungan dari Kota Banjarmasin dan KotaTanjung mengalami inflasi sebesar 0,54 persen,” tutupnya.
Dari 82 kota yang menghitung indeks harga konsumen, tercatat 74 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di kota Tual sebesar 2,18 persen, dan terendah di kota Mamuju sebesar 0,06 persen. Sedang deflasi tertinggi di kota Sorong sebesar 1,08 persen, terendah di kota Tanjung Pandan sebesar 0,12 persen.(oza)
0,54 persen, atau laju inflasi kumulatif tahun 2014 mengalami inflasi sebesar 3,99 persen, dan laju inflasi “year on year” 5,59 persen.
Menurut Kepala BPS Kalsel, Dyan Pramono, pada Oktober 2014 Kota Banjarmasin terjadi inflasi sebesar 0,56 persen. Laju inflasi kumulatif tahun 2014 (Oktober 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 3,92 persen dan laju inflasi “year on year” 5,52 persen.
“Komoditas yang mengalami kenaikanan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin antara lain angkutan udara, tarip listrik, mie, ikan gabus, bawang merah, beras, bahan bakar rumah tangga, cabai merah, ikan sepat siam, pecel,” jelasnya.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi, tambah Dyan, antara lain semangka, pisang, melon, gula pasir, ikan selar, wortel, ikan tongkol, daging ayam kampung, ikan layang, dan telur itik.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, semua kelompok mengalami kenaikan indeks harga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,60 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,59 persen, kelompok perumahan, air, listrik serta gas dan bahan bakar sebesar 0,64 persen.
Selanjutnya, kelompok sandang sebesar 0,23 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,53 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,05 persen, kelompok transpor, komunikasi dan olah raga sebesar 0,71 persen.
Untuk Kota Tanjung, lanjut Dyan, pada Oktober 2014 kemarin mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Laju inflasi kumulatif Tahun 2014 (Oktober 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 4,95 persen dan laju inflasi “year on year” adalah 6,56 persen.
“Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Kota Tanjung selama bulan Oktober 2014, antara lain kacang panjang, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, ikan gabus, pasta gigi, tarip listrik, buncis, cabai merah, bawang merah, biscuit,” paparnya.
Sedang komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi, antara lain daging ayam ras, beras, buah apel, ikan layang, daging ayam kampung, ikan tongkol, ikan nila, ikan olo, emas perhiasan, dan ketimun.
“Di Oktober 2014, Kalsel yang merupakan gabungan dari Kota Banjarmasin dan KotaTanjung mengalami inflasi sebesar 0,54 persen,” tutupnya.
Dari 82 kota yang menghitung indeks harga konsumen, tercatat 74 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di kota Tual sebesar 2,18 persen, dan terendah di kota Mamuju sebesar 0,06 persen. Sedang deflasi tertinggi di kota Sorong sebesar 1,08 persen, terendah di kota Tanjung Pandan sebesar 0,12 persen.(oza)