TARIK TUNAI - Aktivitas transaksi di ruangan ATM di sebuah Bank. |
“Sebagaimana diketahui, transaksi perbankan yang paling praktis dan banyak digunakan masyarakat pada saat ini adalah menggunakan kartu ATM. Kalau tarif tarik tunai menggunakan ATM dinaikkan, pasti akan memberatkan nasabah. Apalagi, selama ini masyarakat sering melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan ATM lebih dari satu kali dalam sehari,” ungkap Rahmatul Irfan, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Banjarmasin, kepada Radar Banjarmasin, belum lama tadi.
Irfan juga menilai, kenaikan tarif ATM juga sebaiknya disosialisasikan secara intensif terlebih dahulu oleh pihak perbankan kepada masyarakat. “Dengan demikian, masyarakat, terutama para nasabah bank yang bersangkutan dapat lebih memahami terkait kenaikan tarif ATM tersebut. Sehingga, ke depan, nasabah bisa memilih transaksi yang lebih hemat. Apakah tetap menggunakan ATM atau secara manual melalui teller bank,” urainya.
Di sisi lain, rencana kenaikan tarif ATM ditanggapi dengan bijak oleh Pimpinan Wilayah BRI Banjarmasin, Sis Apik Wijayanto. Menurut Sis, rencana menaikkan tarif ATM masih dalam kajian. “Tentunya harus melalui berbagai analisis dan yang paling penting mendapatkan persetujuan dari BI dan OJK. Lagipula, kenaikan tarif ATM juga baru direncanakan kali ini, sebelumnya selama bertahun-tahun tarif ATM tidak pernah naik,” paparnya.
Disinggung mengenai apakah BRI berencana turut menaikkan tarif ATM, Sis punya jawaban sendiri. “Untuk sementara ini belum ada arahan dari Pimpinan untuk menaikkan tarif ATM. Kalaupun ada kenaikan, tentu akan kami sosialisasikan kepada nasabah,” tandasnya.(oza)