Saatnya Terapkan Farmakoekonomi

BAHASAN MENARIK - Para pembicara yang dihadirkan dalam
seminar nasional kefarmasian yang digelar oleh Fakultas MIPA
Unlam di Hotel Golden Tulip Galaxy, belum lama tadi.
BANJARMASIN – Masih minimnya tingkat pengetahuan dalam bidang kesehatan dan farmasi, membuat masyarakat kurang efektif dalam mengelola biaya untuk perawatan kesehatan. Biaya besar yang dikeluarkan terkadang malah tidak sebanding dengan hasil yang diinginkan. Bahkan, kerap mengecewakan.
    Oleh karena itu, perlu strategi khusus untuk memilih teknik pengobatan dan jenis obat-obatan, yakni dengan menerapkan farmakoekonomi. Hal inilah yang menjadi bahasan dalam seminar nasional bertema “Peran Farmakoekonomi dalam Pelayanan Kefarmasian” yang digelar oleh fakultas MIPA Unlam, Sabtu (11/10) tadi, di Hotel Aria Barito Banjarmasin. “Tema farmakoekonomi dipilih karena merupakan bidang ilmu yang cukup baru terkait hubungan antara penggunaan obat dalam perawatan kesehatan dengan hasil terapi yang didapat. Tinjauan farmakoekonomi dapat dimanfaatkan dalam mengambil keputusan dan memilih jenis pengobatan oleh tenaga kesehatan seperti dokter, apoteker, dan perawat agar pelayanan kesehatan lebih efisien, ekonomis, dan menuai hasil yang maksimal,” tutur Kepala Program Studi FMIPA Unlam, Liling Triasmono.
    Dijelaskan Liling, penerapan farmakoekonomi juga sangat berguna bagi para pelaku industri farmasi. “Tinjauan farmakoekonomi dapat membantu dalam menetapkan harga obat-obatan, promosi, dan strategi pemasaran obat. Sehingga, masyarakat sebagai konsumen, dapat lebih terlayani dan terpuaskan karena kajian farmakoekonomi dapat membimbing para pelaku industri farmasi memilihkan obat yang terbaik, tepat, dan terjangkau bagi masyarakat,” urainya.
    Sementara itu, Associate Product Manager PT Dexa Medica, Billy S Farm yang ditunjuk sebagai salah satu narasumber mewakili pelaku industri farmasi menyatakan setuju dengan penerapan dan edukasi farmakoekonomi. “Tidak hanya bagi kalangan tenaga medis, farmakoekonomi juga sangat bermanfaat bagi para pelaku industri farmasi dan masyarakat. Pasalnya, tingkat kebutuhan masyarakat akan obat-obatan cukup tinggi, jangan sampai masyarakat salah dalam memilih obat hanya karena pertimbangan harga,” tuturnya.
    Di sisi lain, seminar ini juga mendapatkan apresiasi dari Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kalsel, Hasan Ismail. “Dengan adanya seminar ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para tenaga medis, khususnya para apoteker dalam memilihkan obat yang tepat bagi masyarakat. Selain itu, seminar ini juga sangat bermanfaat untuk peningkatan grading para apoteker yang ada di Kalsel supaya semakin mengenali jenis-jenis obat-obatan industri farmasi,” tandasnya.(oza)