Musda PTMSI Dinilai Cacat Hukum

SAID KAMARUZZAMA
Said : Tak Sesuai AD/ART
BANJARMASIN – Pelaksanaan Musyawarah Daerah Pengda Persatuan Tenis Meja Indonesia (PTMSI) Kalsel yang digelar pekan lalu dinilai cacat hukum. Ini dikarenakan proses berlangsungnya Musda PTMSI Kalsel tersebut tidak sesuai dengan AD/ART organisasi. Terpilihnya Dr H Amka sebagai Ketua Umum PTMSI juga dianggap tidak sah.
Hal ini disampaikan oleh salah satu kandidat Ketua PTMSI Kalsel, Said Kamaruzzaman. Said membeberkan penyebab Musda PTMSI Kalsel tersebut dinilai cacat hukum dan tidak sesuai dengan AD/ART. Salah satu penyebabnya adalah ada dua suara yang tidak sah. Yakni, suara dari PTMSI HSU dan PTMSI Kota Banjarmasin. “PTMSI HSU dan PTMSI Kota Banjarmasin tidak berhak untuk ikut voting. Soalnya, PTMSI HSU sampai sekarang belum punya SK (Surat Keputusan). Sedangkan, PTMSI Kota Banjarmasin sudah lama tidak aktif lagi. Apabila bercermin pada AD/ART, baik PTMSI HSU dan PTMSI Kota Banjarmasin tidak berhak mengikuti Musda apalagi sampai menyalurkan suaranya atau voting untuk memilih ketua umum,” beber Said kepada Radar Banjarmasin, kemarin (1/10).
Padahal, Said hanya kalah tipis satu suara dari Amka (6 banding 7). “Ada indikasi bahwa dua suara yang tidak sah dari PTMSI HSU dan PTMSI Kota Banjarmasin tersebut mendukung Amka,” prediksinya. 
Selain itu, Said juga mengkiritisi prosedural Musda yang tidak sesuai AD-ART PTMSI. Yakni, dalam Musda PTMSI tersebut hanya dipimpin oleh dua orang pimpinan sidang. Seharusnya, dalam AD/ART, Musda PTMSI harus dipimpin oleh tiga pimpinan sidang. “Karena jumlah pimpinan sidang Musda tersebut tidak sesuai dengan AD/ART maka hasil Musda juga diragukan keabsahannya,” sambungnya.
Said pun meminta agar hasil Musda PTMSI Kalsel tersebut direvisi. “Saya akan berkoordinasi dengan pihak KONI Kalsel dan juga Pengurus Besar (PB) PTMSI Pusat di Jakarta agar menganalisis sekaligus menginvestigasi hasil Musda PTMSI Kalsel. Saya juga sudah mengantongi sejumlah bukti bahwa Musda PTMSI Kalsel tersebut cacat hukum alias menyalahi AD/ART,” paparnya.
“Saya tidak gila jabatan dan posisi. Namun, sebagai insan olahraga, saya ingin agar semua pihak menjunjung tinggi sportivitas. Tidak hanya di lapangan, tapi juga harus taat aturan dalam berorganisasi,” cetusnya.(oza)