BANJARMASIN – Sektor ketenagakerjaan di Kalsel pada triwulan pertama tahun 2014 mengalami sedikit perbaikan. Hal ini digambarkan dengan adanya kenaikan jumlah penduduk bekerja dan terjadi penurunan jumlah pengangguran. Pada bulan Februari 2014, jumlah angkatan kerja mencapai 1,887 juta orang. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 2,55 persen atau terjadi penambahan 46,9 ribu orang dibanding keadaan Februari 2013.
“Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 adalah sebesar 1,8 juta orang. Jumlah ini mengalami penambahan sebesar 68,92 ribu orang atau 3,97 persen dibandingkan keadaan Februari 2013,” ungkap Dyan Pramono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel. Perbaikan keadaan ketenagakerjaan di awal tahun 2014 juga terlihat dari jumlah pengangguran yang mengalami penurunan sebesar 22.008 orang. Dibandingkan keadaan setahun yang lalu terjadi penurunan jumlah pengangguran sebesar 21,26 persen.
Peningkatan jumlah tenaga kerja dan penurunan angka pengangguran berpengaruh terhadap angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). “Pada kondisi Februari 2014, TPAK mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen menjadi 71,24 persen selama periode satu tahun terakhir,” sambungnya.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap penduduk angkatan kerja. TPT Kalsel keadaan Februari 2014 adalah 4,32 persen. “Indikator ini mengalami penurunan sebesar 1,30 persen dibandingkan keadaan Februari 2013. TPT Kalsel pada Februari 2013 sebesar 5,62 persen,” tambahnya.
Iskandar menuturkan berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki yang bekerja hampir 1,6 lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan yang bekerja. “Dari total penduduk yang bekerja, sebanyak 61,56 persen didominasi oleh penduduk laki-laki. Peningkatan jumlah penduduk bekerja terjadi di masing-masing jenis kelamin. Jumlah penduduk laki-laki yang bekerja mengalami penambahan sebesar 36,18 ribu orang dan penduduk perempuan yang bekerja mengalami penambahan sebesar 32,73 ribu orang dibandingkan Februari 2013,” urainya.
Keadaan ini menyebabkan terjadi kenaikan angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah penduduk angkatan kerja laki-laki mengalami peningkatan sebesar 2,21 persen dan jumlah penduduk angkatan kerja perempuan mengalami peningkatan sebesar 3,10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Perbaikan indikator ketenagakerjaan telihat dari indikator TPT penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang sebesar 4,21 persen dan 4,49 persen,” tandasnya.(oza)
“Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 adalah sebesar 1,8 juta orang. Jumlah ini mengalami penambahan sebesar 68,92 ribu orang atau 3,97 persen dibandingkan keadaan Februari 2013,” ungkap Dyan Pramono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel. Perbaikan keadaan ketenagakerjaan di awal tahun 2014 juga terlihat dari jumlah pengangguran yang mengalami penurunan sebesar 22.008 orang. Dibandingkan keadaan setahun yang lalu terjadi penurunan jumlah pengangguran sebesar 21,26 persen.
Peningkatan jumlah tenaga kerja dan penurunan angka pengangguran berpengaruh terhadap angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). “Pada kondisi Februari 2014, TPAK mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen menjadi 71,24 persen selama periode satu tahun terakhir,” sambungnya.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap penduduk angkatan kerja. TPT Kalsel keadaan Februari 2014 adalah 4,32 persen. “Indikator ini mengalami penurunan sebesar 1,30 persen dibandingkan keadaan Februari 2013. TPT Kalsel pada Februari 2013 sebesar 5,62 persen,” tambahnya.
Iskandar menuturkan berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki yang bekerja hampir 1,6 lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan yang bekerja. “Dari total penduduk yang bekerja, sebanyak 61,56 persen didominasi oleh penduduk laki-laki. Peningkatan jumlah penduduk bekerja terjadi di masing-masing jenis kelamin. Jumlah penduduk laki-laki yang bekerja mengalami penambahan sebesar 36,18 ribu orang dan penduduk perempuan yang bekerja mengalami penambahan sebesar 32,73 ribu orang dibandingkan Februari 2013,” urainya.
Keadaan ini menyebabkan terjadi kenaikan angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah penduduk angkatan kerja laki-laki mengalami peningkatan sebesar 2,21 persen dan jumlah penduduk angkatan kerja perempuan mengalami peningkatan sebesar 3,10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Perbaikan indikator ketenagakerjaan telihat dari indikator TPT penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang sebesar 4,21 persen dan 4,49 persen,” tandasnya.(oza)