BANJARMASIN – Tingkat kebutuhan akan kayu ulin di Banjarmasin sangat tinggi. Ini dikarenakan sebagian besar rumah-rumah masyarakat di Banjarmasin masih menggunakan kayu ulin sebagai rangka utama. Hal inilah yang membuat angka penjualan kayu ulin di Banjarmasin kerap mengalami peningkatan. Tak terkecuali di bulan Ramadan ini, kayu ulin sangat ramai dibeli oleh masyarakat.
Menurut Pani, seorang pedagang kayu ulin di kawasan Desa Berangas Timur, Alalak, Kabupaten Batola, justru pada saat Ramadan inilah banyak warga melakukan renovasi rumah. Sehingga, membuat penjualan kayu ulin ikut terdongkrak. “Dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, pada bulan Ramadan penjualan kayu ulin justru lebih banyak. Karena, pada bulan Ramadan banyak warga yang melakukan renovasi rumah untuk persiapan Lebaran nanti,” ungkap Pani.
Dikatakan Pani, kayu ulin yang banyak dibeli konsumen adalah jenis kayu untuk papan lantai, rangka atap, dan tiang penyangga. “Kebetulan harga kayu ulin sekarang lebih mahal. Misalnya, untuk papan lantai kualitas terbaik ukuran 1,5 meter dijual seharga Rp 12.500 per keping. Kalau ulin untuk tiang rumah ukuran 5cm x 7cm dijual seharga Rp70 ribu per batang. Yang paling mahal adalah jenis kayu ulin ukuran besar 10cm x10cm yang sekarang tembus di harga Rp80 ribu hingga Rp100 ribuan per batang,” sebutnya.
Kendatipun harganya cukup mahal, Pani menuturkan konsumen tetap berminat membelinya. “Wajar saja, pasokan kayu ulin kini semakin minim, sementara permintaannya selalu mengalami peningkatan. Bagi masyarakat Banjar, kayu ulin menjadi pilihan utama dalam hal membangun atau merenovasi rumah. Selain berkualitas tinggi, kayu ulin juga terkenal kuat, tidak lapuk, dan tahan rayap,” sebutnya.(oza)
Menurut Pani, seorang pedagang kayu ulin di kawasan Desa Berangas Timur, Alalak, Kabupaten Batola, justru pada saat Ramadan inilah banyak warga melakukan renovasi rumah. Sehingga, membuat penjualan kayu ulin ikut terdongkrak. “Dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, pada bulan Ramadan penjualan kayu ulin justru lebih banyak. Karena, pada bulan Ramadan banyak warga yang melakukan renovasi rumah untuk persiapan Lebaran nanti,” ungkap Pani.
Dikatakan Pani, kayu ulin yang banyak dibeli konsumen adalah jenis kayu untuk papan lantai, rangka atap, dan tiang penyangga. “Kebetulan harga kayu ulin sekarang lebih mahal. Misalnya, untuk papan lantai kualitas terbaik ukuran 1,5 meter dijual seharga Rp 12.500 per keping. Kalau ulin untuk tiang rumah ukuran 5cm x 7cm dijual seharga Rp70 ribu per batang. Yang paling mahal adalah jenis kayu ulin ukuran besar 10cm x10cm yang sekarang tembus di harga Rp80 ribu hingga Rp100 ribuan per batang,” sebutnya.
Kendatipun harganya cukup mahal, Pani menuturkan konsumen tetap berminat membelinya. “Wajar saja, pasokan kayu ulin kini semakin minim, sementara permintaannya selalu mengalami peningkatan. Bagi masyarakat Banjar, kayu ulin menjadi pilihan utama dalam hal membangun atau merenovasi rumah. Selain berkualitas tinggi, kayu ulin juga terkenal kuat, tidak lapuk, dan tahan rayap,” sebutnya.(oza)