Perubahan Musim Turunkan Harga Sawit

AKRAB - Manajemen PT Minamas Plantation dan awak
media saat buka bersama di Novotel Banjarbaru.
BANJARMASIN – Tidak stabilnya kondisi cuaca dan perubahan musim yang terjadi sepanjang Juni hingga pertengahan Juli ini membuat harga jual sawit menurun. Kini harga sawit di Kalsel senilai Rp1800 per kilogram, turun Rp100 dari harga awal yang berada di kisaran Rp1900 per kilogram. Kendatipun harganya sedang turun, pihak perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Kalsel terus melakukan tindakan antisipasi supaya pasokannya tetap terjaga.
    Seperti yang dilakukan oleh perusahaan kelapa sawit yang memiliki kantor cabang di Kalsel, yakni PT Minamas Plantation. Manajemen dan ahli botani Minamas kini sudah melakukan berbagai tindakan antisipasi agar produksi kelapa sawit di perkebunannya tetap stabil. “Harus diakui, perubahan musim membuat produksi sawit terancam. Namun, dengan teknologi pertanian dan pengelolaan lahan yang benar, kami optimistis produksi sawit PT Minamas Plantation tetap lancar,” ungkap Mohammad Ghozali Yahaya, Presdir PT Minamas Plantation di sela-sela acara buka bersama awak media masa di Novotel Banjarbaru, Senin (14/7) petang.
    Ghozali menjelaskan harga sawit dibentuk berdasarkan kondisi pasar. Namun, hingga kini PT Minamas Plantation tetap eksis menjual kelapa sawit dan produk CPO ke berbagai belahan negara di dunia. “Perkebunan sawit yang kami miliki di Kalsel sekarang sudah mencapai 50 ribu hektar. Kami optimistis, luas perkebunan ini akan semakin bertambah dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang. Dan inilah yang membuat PT Minamas Plantation tetap bertahan dalam persaingan penjualan dan ekspor kelapa sawit ke pasar internasional,” paparnya.
    Di sisi lain, PT Minamas Plantation juga fokus pada kegiatan Corporate Social Responsibility, terutama dalam bidang sosial kemasyarakatan dan pendidikan. “Di pusat-pusat perkebunan kami di Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut, PT Minamas Plantation sudah membangun sejumlah rumah ibadah dan sekolah kepada masyarakat setempat. Sehingga, tidak hanya bekerja di perkebunan, para petani dan juga pekerja kami juga dapat mendapatkan fasilitas ibadah serta fasilitas pendidikan yang layak,” tandasnya.(oza)