BANJARMASIN – Semakin tumbuh suburnya bisnis perhotelan di Kalsel, tak dipungkiri bakal menyerap banyak tenaga kerja. Untuk itu, demi menciptakan pelayanan hotel yang maksimal dan profesional, para pekerja hotel diharuskan mengantongi sertifikasi khusus sebagai bukti memiliki kompetensi yang sesuai di bidangnya. Hal inilah yang membuat Persatuan Hotel Indonesia (PHRI) Kalsel berencana untuk menggelar uji kompetensi pekerja hotel, usai Lebaran nanti.
Menurut Ketua Umum PHRI Kalsel, Dodot Wahyudin, hotel-hotel di Kalsel banyak menyerap tenaga kerja. Sayangnya, hanya sedikit yang mengantongi sertifikasi kompetensi resmi di bidang perhotelan. “Apabila dipresentasikan, hanya 10 persen pekerja hotel di Kalsel yang mengantongi sertifikasi kompetensi. Sisanya, masih belum memiliki sertifikasi kompetensi, walaupun secara kinerja memang cukup kompeten dan tidak mengecewakan,” ungkap Dodot kepada Radar Banjarmasin, belum lama tadi.
Dodot menjelaskan sertifikasi kompetensi para pekerja perhotelan tersebut dinilai sangat penting. Karena, selain untuk meningkatkan dan memperbaiki standar kinerja para pekerja perhotelan, sertifikasi kompetensi ini juga berlaku di semua negara asia tenggara. “Sertifikasi kompetensi tersebut dapat dijadikan dokumen pendukung bagi para pekerja perhotelan dan berlaku di semua negara se-Asia Tenggara. Sehingga, bagi pekerja hotel yang memiliki sertifikasi kompetensi tersebut, dapat memiliki kesempatan lebih besar untuk diterima bekerja di hotel-hotel di Asia Tenggara,” paparnya.
Di sisi lain, dengan berlakunya sertifikasi kompetensi tersebut di seluruh negara Asia Tenggara, maka tidak menutup kemungkinan akan membuat para pekerja hotel dari luar negeri untuk mencari pekerjaan di hotel-hotel di Indonesia. “Oleh karena itu, kami imbau agar para pekerja hotel di Kalsel berpatisipasi untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi ini. Sehingga, tidak kalah bersaing dengan para pekerja hotel dari luar negeri. Kalau sudah punya sertifikasi kompetensi, mau bekerja di dalam maupun di luar negeri tidak masalah,” tambahnya.
Dodot juga mengimbau kepada hotel-hotel di Kalsel untuk segera mendata para karyawannya. “Sehingga, dapat memprioritaskan karyawannya untuk mengikuti uji sertifikasi kompetensi hotel,” tandasnya.(oza)
Menurut Ketua Umum PHRI Kalsel, Dodot Wahyudin, hotel-hotel di Kalsel banyak menyerap tenaga kerja. Sayangnya, hanya sedikit yang mengantongi sertifikasi kompetensi resmi di bidang perhotelan. “Apabila dipresentasikan, hanya 10 persen pekerja hotel di Kalsel yang mengantongi sertifikasi kompetensi. Sisanya, masih belum memiliki sertifikasi kompetensi, walaupun secara kinerja memang cukup kompeten dan tidak mengecewakan,” ungkap Dodot kepada Radar Banjarmasin, belum lama tadi.
Dodot menjelaskan sertifikasi kompetensi para pekerja perhotelan tersebut dinilai sangat penting. Karena, selain untuk meningkatkan dan memperbaiki standar kinerja para pekerja perhotelan, sertifikasi kompetensi ini juga berlaku di semua negara asia tenggara. “Sertifikasi kompetensi tersebut dapat dijadikan dokumen pendukung bagi para pekerja perhotelan dan berlaku di semua negara se-Asia Tenggara. Sehingga, bagi pekerja hotel yang memiliki sertifikasi kompetensi tersebut, dapat memiliki kesempatan lebih besar untuk diterima bekerja di hotel-hotel di Asia Tenggara,” paparnya.
Di sisi lain, dengan berlakunya sertifikasi kompetensi tersebut di seluruh negara Asia Tenggara, maka tidak menutup kemungkinan akan membuat para pekerja hotel dari luar negeri untuk mencari pekerjaan di hotel-hotel di Indonesia. “Oleh karena itu, kami imbau agar para pekerja hotel di Kalsel berpatisipasi untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi ini. Sehingga, tidak kalah bersaing dengan para pekerja hotel dari luar negeri. Kalau sudah punya sertifikasi kompetensi, mau bekerja di dalam maupun di luar negeri tidak masalah,” tambahnya.
Dodot juga mengimbau kepada hotel-hotel di Kalsel untuk segera mendata para karyawannya. “Sehingga, dapat memprioritaskan karyawannya untuk mengikuti uji sertifikasi kompetensi hotel,” tandasnya.(oza)