DIKUKUHKAN - Kepengurusan DPD PHRI Kalsel dilantik di Hotel Mercure Banjarmasin, belum lama tadi. |
Oleh karena itu, kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) perhotelan harus ditingkatkan. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pusat, Kosmian Pudjiadi mengakui, bisnis perhotelan akan menjadi salah satu ujung tombak dalam menghadapi AFTA. “Para investor luar negeri yang datang ke Indonesia, pasti akan menginap di hotel. Nah, untuk itu harus ditunjukkan profesionalisme dan juga pelayanan yang prima. Caranya, ya dengan meningkatkan kualitas SDM perhotelan,” kata Kosmian.
Apalagi, lanjut kosmian, di Kalsel perhotelan sudah semakin banyak. Selain itu, denyut bisnis dan perekonomian internasional seperti pertambangan dan perkebunan juga banyak berdiri di Kalsel. Sehingga, para SDM perhotelan setidaknya harus menerapkan standarisasi pelayanan layaknya hotel-hotel internasional. “Paling tidak, SDM perhotelan di Kalsel harus mengerti dan memahami bahasa asing. Hal ini sangat penting, ketika AFTA sudah diberlakukan akan banyak tamu asing yang menginap di hotel-hotel di Kalsel,” paparnya.
Sementara itu, Ketua DPD PHRI Kalsel terpilih, Dodot Wahyuddin menyatakan sudah mempersiapkan sejumlah program. “Diantaranya, kami akan memberikan pelatihan-pelatihan bagi para pekerja perhotelan di Kalsel. Tujuannya, untuk memberikan meningkatkan pelayanan, sehingga hotel-hotel di Kalsel akan semakin dikenal di tingkat nasional, bahkan di tingkat internasional,” tandasnya.(oza)