BANJARMASIN - Badan Pusat Statistik (BPS, red) Provinsi Kalsel memaparkan hasil survey terbarunya. BPS Kalsel menyatakan per Mei 2014 Kota Banjarmasin mengalami deflasi sebesar 0,31 persen. Dari 66 kota di Indonesia, tercatat ada 40 kota yang mengalami inflasi dan 26 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Mataram sebesar 1,73 persen dan inflasi terendah terjadi di KotaTangerang sebesar 0,03 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Jambi sebesar 1,29 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Palu sebesar 0,04 persen.
“Deflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,67 persen,dan kelompok transport komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen. Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,32 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar inflasi0,03 persen. Selain itu, kelompok sandang sebesar 1,37 persen, kelompok kesehatan inflasi 0,36 persen,dan kelompok pendidikan rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,01 persen,” sebut Dyan Pramono, Kepala BPS Kalsel.
Dyan menambahkan menurut komponennya, barang-barang yang harganya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah secara umum mengalami inflasi sebesar 0,22 persen. Sedangkan, harga yang bergejolak secara umum mengalami deflasi sebesar 1,73 persen dan komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. “Laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2014 sebesar 2,60 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” pada Mei 2014 terhadap Mei 2013 sebesar 6,19 persen,” urainya.
Karena adanya deflasi tersebut, perkembangan harga berbagai komoditas pada Mei 2014 secara umum menunjukkan adanya penurunan. “Dengan kata lain, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK, red) dari Januari ke Mei. Yakni, pada Januari bertahan pada kisaran 139,35 poin, sedangkan pada Mei menjadi 138,92 poin,” tandasnya.(oza)
“Deflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,67 persen,dan kelompok transport komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen. Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,32 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar inflasi0,03 persen. Selain itu, kelompok sandang sebesar 1,37 persen, kelompok kesehatan inflasi 0,36 persen,dan kelompok pendidikan rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,01 persen,” sebut Dyan Pramono, Kepala BPS Kalsel.
Dyan menambahkan menurut komponennya, barang-barang yang harganya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah secara umum mengalami inflasi sebesar 0,22 persen. Sedangkan, harga yang bergejolak secara umum mengalami deflasi sebesar 1,73 persen dan komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. “Laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2014 sebesar 2,60 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” pada Mei 2014 terhadap Mei 2013 sebesar 6,19 persen,” urainya.
Karena adanya deflasi tersebut, perkembangan harga berbagai komoditas pada Mei 2014 secara umum menunjukkan adanya penurunan. “Dengan kata lain, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK, red) dari Januari ke Mei. Yakni, pada Januari bertahan pada kisaran 139,35 poin, sedangkan pada Mei menjadi 138,92 poin,” tandasnya.(oza)