Wamenhub Apresiasi APBMI Kalselteng

BANJARMASIN – Aksi mogok massal perusahaan angkutan pelabuhan yang terjadi di sejumlah pelabuhan di Indonesia pada 3 Juni tadi, ternyata tidak terjadi di Banjarmasin. Aksi sehari yang diperkirakan merugikan perusahaan –perusahaan bongkar muat dan angkutan pelabuhan hingga belasan miliar rupiah tersebut dipicu adanya isu PT Pelindo yang bakal memonopoli sektor bisnis angkutan dan bongkar muat di pelabuhan.
      PT Pelindo disinyalir bakal mengembangkan 21 anak perusahaannya untuk mengurus bisnis perkapalan, dokumen, bongkar muat, hingga angkutan truk yang berpotensi membunuh perusahaan-perusahaan kecil yang selama ini bermain di bisnis tersebut. Namun, belakangan PT Pelindo membantah dan menyatakan tidak ada ketertarikan dalam bidang bisnis yang dinilai kecil tersebut. Pelindo juga menyayangkan aksi mogok tersebut, karena perusahan angkutan secara langsung merugikan para konsumennya, sementara Pelindo tidak rugi sedikitpun karena operasional lain tetap berjalan.
    Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub),Bambang Susantono mengaku turut menyangkan aksi yang terjadi di sejumlah pelabuhan besar di Pulau Jawa itu. “Ini tentunya merugikan mereka sendiri. Padahal, isu tersebut jelas-jelas sudah dibantah oleh PT Pelindo,” ungkap Bambang kepada Radar Banjarmasin, belum lama tadi.
    Kendatipun demikian, Bambang justru angkat jempol dengan perusahaan-perusahaan bongkar muat dan angkutan pelabuhan yang ada di Banjarmasin karena tidak ikut-ikutan dalam aksi mogok nasional. “Saya berikan apresiasi setinggi-tingginya kepada kawan-kawan (perusahaan bongkar muat dan angkutan pelabuhan, red) yang ada di Banjarmasin. Saya menyadari betul, kerjasama antara mereka denganPelindo pasti sudah sangat baik. Ini menandakan terjadi sinergi yang manis,” sambungnya.
    Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Bongkar Muat (APBMI) Kalselteng, Djumaderi Masrun mengaku mengetahui perihal ajakan mogok nasional. “Kami terima suratnya, tapi kami tidak ada niatan samasekali untuk ikut-ikutan mogok. Soalnya, di Banjarmasin hubungan antara APBMI dan PT Pelindo III berjalan harmonis dan tidak ada kendala apa-apa. Jadi, kami usaha saja seperti biasa,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Djum itu.
    Pak Djum memprediksi, miskomunikasi menjadi pemicu adanya aksi mogok massal ini. “Kemungkinan antara pihak Pelindo setempat dengan para pengusaha bongkar muat dan angkutan pelabuhan tidak sinkron. Tapi, saya optimis persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan baik dengan menjalin komunikasi dan koordinasi yang lebih intens,” tandasnya.(oza)