BANJARMASIN
– Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Kalsel tahun 2013 ternyata membuat
bank-bank makin tergiur untuk menyalurkan kredit. Tak hanya bank konvensional,
bank-bank syariah juga tak ingin melewatkan besarnya peningkatan DPK di Kalsel
tersebut. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) Wilayah Kalimantan, jumlah
DPK di Kalsel meningkat hingga 30 persen.
“Besarnya pertumbuhan
DPK itulah yang membuat kami makin optimistis dalam menyalurkan kredit kepada
masyarakat. Terlebih menjelang akhir tahun perbankan harus mengejar target
penyaluran kredit tersebut sebagai upaya untuk memenuhi keuntungan dan tutup
buku,” ujar M Ridha, seorang pimpinan sebuah bank syariah asing yang beroperasi
di Banjarmasin, belum lama tadi.
Ridha menjelaskan
peningkatan DPK yang signifikan harus dimanfaatkan untuk menyalurkan kredit.
“Ini menandakan kondisi ekonomi warga Kalsel semakin membaik. Celah inilah yang
akan kami gunakan untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat. Hingga akhir
tahun ini, kami mengalokasikan dana sebanyak Rp 3 miliar untuk keperluan kredit
dengan margin antara 20 persen hingga 30 persen,” urainya.
Tak hanya itu, Ridha
juga memprogramkan penambahan jumlah konsumen sebagai dampak positif dari
tingginya DPK di Kalsel tersebut. “Kami punya berbagai produk tabungan dan juga
asuransi yang layak diperhitungkan. Yang paling kami andalkan adalah produk
tabungan umum, tabungan haji, dan juga kredit komersil,” tambahnya.
Ketika disinggung
mengenai kekhawatiran adanya kredit macet, Ridha punya jawaban sendiri.
“Sebagai bank yang memiliki basis dan standarisasi syariah, kami tentu saja
harus selektif dalam menentukan debitur yang berhak mendapatkan kredit. Di
samping itu, untuk menjamin keamanan kredit, kami juga mewajibkan adanya agunan
dari pihak debitur,” tegasnya.(oza)