Dimandikan Air Tujuh Kembang Setaman

BANJARMASIN - Lulus UN (Ujian Nasional, red) bagi para siswa SMA adalah sebuah kegembiraan yang harus dirayakan. Pada umumnya, para siswa SMA zaman sekarang kerap mencorat-coret seragam sekolahnya dan berkonvoi keliling kota begitu mengetahui kelulusannya. Namun, lain halnya dengan SMA Korpri Banjarmasin. Untuk merayakan kelulusan, para siswa SMA Korpri menjalani tradisi mandi air tujuh kembang setaman.
            Tradisi corat coret baju dan konvoi ugal-ugalan di jalan raya sebagai luapan kegembiraan lulus sekolah, ternyata tak berlaku bagi para siswa dan siswi SMA Korpri Banjarmasin. Namun, bukan berarti sekolah menengah atas swasta yang terletak di kawasan Sultan Adam ini tak mau merayakan kelulusan mereka. Hanya saja caranya dikemas dengan sesuatu yang berbeda.
            Sebagaimana tradisi tahunan, setiap kelulusan para siswa dan siswi SMA Korpri Banjarmasin melakukan tradisi mandi air kembang tujuh rupa. Dalam budaya Banjar, tradisi mandi kembang bertujuan agar yang dimandikan selalu mendapatkan keberkahan dan keberuntungan. Karena, pada setiap guyuran air kembang, turut diselipkan doa dan harapan baik.
            Hal itulah yang menjadi ilham bagi SMA Korpri Banjarmasin untuk melaksanakan tradisi mandi air kembang tujuh rupa tersebut. Menurut Kepala Sekolah SMA Korpri Banjarmasin, tradisi mandi-mandi usai kelulusan ini sudah dilakoni sejak tiga tahun berdirinya SMA Korpri pada tahun 1986. “Sebenarnya inilah yang menjadi pilihan para siswa. Soalnya, pada saat diberikan pilihan apakah ingin konvoi atau tradisi mandi-mandi, para siswa serempak memilih mandi-mandi. Jadilah, sampai sekarang tradisi mandi-mandi ini tetap kami gelar setiap tahun,” ungkap Bakhtiar, kepada Radar Banjarmasin, kemarin (16/5).
            Bakhtiar menjelaskan untuk tahun ini tingkat kelulusan siswa kelas III SMA Korpri Banjarmasin juga mengalami peningkatan cukup signifikan. “Tahun ini kami berhasil meluluskan siswa seluruh siswa alias lulus 100 persen. Jumlah siswa yang ikutan UN adalah sebanyak 166 siswa. Tahun lalu, sempat ada satu orang siswa yang tidak lulus. Tahun ini alhamdulillah, jumlah siswa kelas III yang ikut UN lebih banyak daripada tahun lalu dan lulus semuanya,” tutur Bakhtiar.
            Di sisi lain, kelulusan siswa SMA Korpri ternyata tak sebatas mandi air tujuh kembang setaman. “Para siswa sepakat untuk menyumbangkan seragam sekolah mereka. Nantinya, seragam sekolah tersebut akan diberikan kepada para adik kelas mereka yang kurang mampu. Kalau ada lebihnya, kami akan menyumbangkannya kepada warga sekitar yang memerlukan,” tuturnya.
            Sementara itu, salah satu siswa SMA Korpri yang bernama Erni menyatakan sangat terkesan dengan tradisi mandi-mandi ini. “Walaupun basah kuyup dan dingin, tapi saya senang kok. Tradisi seperti ini tidak ada di sekolah lain, hanya ada di SMA Korpri. Bagi saya, tradisi mandi-mandi ini akan menjadi salah satu peristiwa yang akan paling saya kenang seumur hidup,” pungkasnya.(*)