Menurut Muryanta, Kepala Dinas Sungai dan Drainase Kota Banjarmasin anggaran untuk pembuatan dan pemeliharaan drainase tersebut dibagi dalam tujuh paket. “Artinya, dipergunakan terlebih dahulu kepada yang paling prioritas karena dananya turun secara berangsur, tidak langsung Rp 2,3 milyar,” ungkap Muryanta kepada Radar Banjarmasin, kemarin (14/4).
Muryanta menjelaskan sebenarnya pembuatan dan pemeliharaan drainase di Kota Banjarmasin sudah sesuai dengan prosedur. Namun, banyaknya kendala di lapangan membuat drainase tersebut tidak bisa berfungsi maksimal sesuai dengan yangdiharapkan. “Misalnya, rendahnya kesadaran warga Kota Banjarmasin untuk sama-sama menjaga fasilitas publik, termasuk drainase. Salah satunya adalah warga sering membuang sampah ke sungai atau di sembarang tempat. Sehingga, ketika hujan turun, sampah-sampah tersebut menyumbat drainase, karena terbawa arus air yang dibuang melalui drainase,” jabar Muryanta.
Alhasil, drainase yang ada menjadi rusak. Sehingga, memerlukan waktu dan biaya lagi untuk mengembalikannya seperti semula. “Hampir semua drainase di Kota Banjarmasin tidak berfungsi dengan baik karena hal-hal yang demikian itu. Tapi, walau bagaimanapun juga pihak Dinas Sungai dan Drainase Kota Banjarmasin tetap melakukan tindakan pembenahan dan perbaikan,” ucapnya.
Oleh karena itu, Muryanta menghimbau supaya warga Kota Banjarmasin senantiasa peduli dan menjaga fasilitas publik, termasuk drainase. “Saya berharap,kesadaran warga Kota Banjarmasin dalam memelihara drainase sama besarnya dengan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga, tidak ada lagi keluhan jalan tergenang gara-gara drainase mampet,” pungkasnya.(oza)